Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kamis pagi ini (30/1) jelang keberangkatan ke Banjarmasin bersama Ketua DPP PKB Muhaimin Iskandar, Wakil Presiden RI 2004-2009 HM Jusuf Kalla (JK) tiba-tiba beraut bingung, ia mencari amplop yang didapatnya dari KPK.
“Yadi, mana amplop saya yang dari KPK?” tanya JK, kepada asisten pribadinya Adam Yadi Suryadi Nur. Yadi rupanya tidak mengetahui amplop yang dimaksud JK. “Saya tidak lihat Pak,” jawab Yadi singkat.
Selasa (28/1) lalu JK memang diundang ceramah umum oleh KPK di kantor KPK Kuningan. Usai ceramah, JK mendapat honor ceramah yang tersimpan dalam amplop KPK, berisi uang 2 juta rupiah.
Ketua PMI ini memang tidak selalu mendapat honor ceramah dari berbagai undangan yang dihadiri JK sebagai pembicara. Akan tetapi, kalaupun ada, tidak jarang honor tersebut tak masuk kantong pribadi JK dan sering di bagi buat sedekah.
Atau JK membawanya pulang ke rumah sebagai bukti telah menunaikan tugas sosialnya. Intinya, nampak kalau ia tak pernah peduli dengan honor yang ia terima.
Tapi kali ini berbeda, JK justeru mencari honornya yang entah di mana rimbanya. Namun, kini JK mengutarakan pandangan pribadinya tentang honor yang ia terima selama ini.
“Honor adalah penghargaan orang lain kepada kita, sehingga honor ceramah itu kita hargai tanpa melihat besarnya,” tutur JK. Karena itulah, JK tiba tiba mencari angpau pemberian KPK.
“Amplop itu bukan sembarang amplop, tapi amplop dari KPK, karenanya menjadi pemberian yang penting,” ujar JK berseloroh.
Muhaimin yang duduk di samping JK pun hanya tersenyum-senyum memperhatikan mantan orang nomor dua di negeri ini mencari-cari angpau KPK-nya.
Dua kali JK memanggil Yadi untuk menanyakan keberadaan amplop KPK-nya, dua kali pula Yadi menjawab, “Tidak tau Pak.”
Yadi lalu mendekati Husain Abdullah, Media Officer JK, dan menjelaskan, kemungkinan karena bapak amat menjaga pemberian KPK tersebut, sehingga beliau menyimpannya dengan sangat hati-hati, yang justeru membuat amplop tersebut hilang atau lupa disimpan di mana.
Tapi saya yakin sudah di tangan bapak, kata Yadi. Karena, ia mendengar langsung atasannya itu bercengkrama dengan mantan Menkumham Hamid Awaludin tentang bagaimana mendiang Baharuddin Lopa amat menghargai honornya dari hasil menulis dan ceramah.
Sampai kini, amplop itu tetap tak kelihatan di mana rimbanya. Tapi bingungnya JK menunjukkan bahwa rupanya selama ini ia selalu menghargai pemberian orang lain kepadanya, berapapun nilainya. (Hasanudin Aco)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News