Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa meningat pada akhir Februari 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Februari 2022 sebesar US$ 141,4 miliar atau naik 0,064% bila dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2022 yang sebesar US$ 141,3 miliar.
Berdasarkan data yang ditampilkan Special Data Dissemination Standard (SDDS) di laman resmi bank sentral, peningkatan cadangan devisa didorong oleh peningkatan hampir semua komponen pendukungnya dengan peningkatan tertinggi pada komponen monetary gold.
Perinciannya, komponen monetary gold pada bulan Februari 2022 tercatat sebesar US$ 4,83 miliar atau naik 6,86% dari posisi pada bulan Januari 2022 yang sebesar US$ 4,52 miliar.
Monetary gold ini merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter, berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD).
Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga: Terimbas Sentimen Eksternal, Otot Rupiah Dinilai Masih Kuat
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Setelah komponen emas moneter, komponen lain yang mengalami peningkatan adalah IMF reserve position in the fund (RPF) yang pada bulan Februari 2022 tercatat US$ 1,105 miliar atau naik 0,27% dari posisi bulan Januari 2022 yang sebesar US$ 1,102 miliar.
RPF ini merupakan cadangan devisa dari suatu negara yang ada di rekening Dana Moneter Internasional (IMF). RPF menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya.
Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund’s General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.
Selanjutnya, komponen SDRs BI pada bulan Februari 2022 tercatat US$ 7,76 miliar atau naik 0,25% dari US$ 7,74 miliar pada bulan sebelumnya.
SDRs merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Tujuan diciptakannya SDRs adalah dalam rangka menambah likuiditas internasional. Fasilitas ini memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadangan devisa di negara-negara anggota.
Namun, sebaliknya, terlihat ada penurunan di komponen foreign currency reserves yang pada Februari 2022 tercatat US$ 127,05 miliar. Ini turun 0,19% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 127,29 miliar.
Baca Juga: Cadangan Devisa Berpotensi Mendaki Lagi
Foreign currency reserves ini sendiri terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Selain itu, komponen ini juga bisa berupa surat berharga seperti penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Foreign currency reserves juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada orang asing atau bukan penduduk (nonresiden).
Penurunan juga terlihat di komponen other reverses assets yang tercatat US$ 670,1 juta atau turun 0,77% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 675,31 juta.
Other reverses assets ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.
Sebagai tambahan informasi, BI juga mengonfirmasi bahwa pencatatan nilai cadangan devisa dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News