kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.870   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun, Bagus untuk Ketahanan Eksternal


Rabu, 04 September 2024 / 19:07 WIB
Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun, Bagus untuk Ketahanan Eksternal
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada akhir kuartal II 2024, posisi investasi internasional Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$ 247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I 2024 sebesar US$ 253,9 miliar.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kewajiban neto posisi investasi internasional Indonesia turun pada kuartal II 2024. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada akhir kuartal II 2024, posisi investasi internasional Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$ 247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I 2024 sebesar US$ 253,9 miliar.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, menurunnya kewajiban neto posisi investasi internasional pada kuartal II 2024 memberikan dampak positif pada ketahanan eksternal Indonesia.

“Penurunan kewajiban neto menunjukkan bahwa utang atau kewajiban internasional Indonesia terhadap aset luar negeri berkurang, yang artinya eksposur risiko terhadap kewajiban eksternal berkurang,” tutur Josua kepada Kontan, Rabu (4/9).

Baca Juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Indonesia Turun di Kuartal II-2024

Hal ini, dapat memperkuat ketahanan eksternal Indonesia karena penurunan kewajiban neto menurunkan risiko tekanan pada nilai tukar dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Dari perspektif stabilitas sistem keuangan, Josua menilai penurunan kewajiban neto PII dapat memberikan sinyal positif. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perbaikan dalam neraca keuangan internasional, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga stabilitas sektor keuangan Indonesia.

Menurutnya, stabilitas tersebut penting dalam menghadapi ketidakpastian global dan volatilitas pasar, terutama karena pengurangan kewajiban eksternal dapat mengurangi ketergantungan pada pembiayaan luar negeri yang berpotensi lebih rentan terhadap fluktuasi kondisi pasar global.

“Sekalipun kondisi pasar keuangan cenderung bergerak dinamis pada kuartal II-2024 namun kondisinya cenderung membaik pada akhir Juli hingga akhir bulan Agustus sedemikian sehingga mendukung aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” kata Josua.

Masuknya aliran modal asing dan menguatnya nilai tukar ditopang oleh potensi perlambatan ekonomi AS. Ini terindikasi dari tingkat inflasi yang melandai serta kondisi pasar tenaga kerja yang mulai mengetat sehingga mendukung ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×