kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Ketut Masagung meninggal, inilah kisah bisnisnya


Minggu, 05 Januari 2020 / 17:56 WIB
Ketut Masagung meninggal, inilah kisah bisnisnya
ILUSTRASI. Ketut Masagung


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

Dalam catatan kontan saat itu, selain berdagang buku dan usaha penerbitan, Gunung Agung juga menjadi pena Parker, rokok Dunhill dan Rothmans, serta majalah Time. Kemudian MasAgung merambah ke bisnis pariwisata dengan membangun PT Jaya Bali Agung.

Melalui PT Jaya Mandarin Agung, Gunung Agung jadi pengelola Hotel Mandarin yang berpatungan dengan investor Hong Kong. Masagung, pelopor pembauran Cina-Islam itu mundur dari bisnis setelah istrinya, Nyonya Chen Hian, wafat tahun 1986.

Saat didirikan, pemegang saham Gunung Agung terdiri atas 100 orang. Di antaranya tercatat proklamator Mohammad Hatta, H.B. Jassin, Adinegoro, dan Sumanang.

Lantas bagaimana dengan bisnis Ketut? Tak banyak cerita yang menguar. Hanya Ketut pernah menceritakan soal bisnis ke beberapa media, termasuk kontan.  Ia mengaku sedari kecil punya jiwa pedagang. Adalah ayahnya  Haji Masagung, sering membawanya ke tokonya untuk memperkenalkan ke dunia perdagangan dan bisnis.

“Sejak awal, beliau mengarahkan kami putranya untuk menjadi pengusaha,” katanya dalam sebuah wawancara di Jakarta.

Di usia 16 tahun, Ketut dikirim oleh sang ayah belajar di AS, sementara dua saudaranya Putra dan Oka harus sekolah di Singapura.

Pada usia 20 tahun, saat Ketut di San Francisco, Haji Masagung meninggal.  Saat berusia 22 tahun, Ketut Masagung menikah. Sayang, enam tahun setelahnya pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian.

Selain Toko Buku Walisongo, Ketut disebut-sebut  memiliki bisnis pembibitan pohon yang terletak di di sisi kiri jalan tol Jagorawi ke Bogor. Selain itu tak banyak cerita tentang Ketut.

Update dari kawan Ketut, bisnis Ketut di Amerika Serikat terbilang moncer. Lama di AS karena penyakit jantung, Ketut memiliki hak paten atas obat penyakit jantung. Menurut cerita sumber yang tak mau disebutkan namanya itu, Ketut bekerjasama dengan dokter jantung di AS itu memiliki paten atas sejumlah alat dan obat penyakit jantung yang laris manis di dunia kedokteran. 

Ini pula yang kemudian menjadi sumber kekayaan Ketut hingga saat ini. Tak hanya itu, Ketut juga disebut-sebut berkawan dekat dengan Guthrie Berhard, kelompok bisnis perkebunan crude palm oil alias CPO besar di Malaysia. 

Selamat jalan Ketut!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×