kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Ketut Masagung meninggal, inilah kisah bisnisnya


Minggu, 05 Januari 2020 / 17:56 WIB
Ketut Masagung meninggal, inilah kisah bisnisnya
ILUSTRASI. Ketut Masagung


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

Empat tahun berselang, dengan alasan sakit, Putra Masagung mundur dari Grup Gunung Agung. Ia memilih konsentrasi di bisnis  toko buku saja: Toko Buku Gunung Agung. Tak lama berselang, giliran si bungsu Ketut Masagung juga memilih mundur dari bisnis Grup Gunung Agung dengan mendirikan toko buku sendiri, Toko Buku Walisongo.

Di tangan Made Oka Masagung, Grup Gunung Agung mengembang cepat. Gurita bisnisnya mulai dari ke sektor jasa keuangan dengan memiliki Bank Arta Prima, money changer (Ayumas Gunung Agung), perusahaan investasi, dan properti serta pertambangan.

Hanya tangan bisnis Made Oka tak sedingin ayahnya. Kelewat ekspansif membuat bisnis Gunung Agung tertambat banyak masalah.

Baca Juga: Daftar orang kaya Indonesia, Bos Barito Pacific Group melejit

Padahal di awal berdirinya, sejumlah nama besar ikut tercatat sebagai pemegang saham Gunung Agung. Misalnya Mohammad Hatta, H.B. Jassin, dan Adinegoro.

Awal keruntuhan diawali dari rontoknya bisnis Oka di sektor properti. Dalam tulisan Mingguan Kontan, 9 Juni 1997:  Siapa Tahan Meyangga Gunung Agung Februari 1994 terkuak berita bisnis Gunung Agung limbung.

Hal ini ditandai dengan kisah Made Oka MasAgung, sang pemilik, menjual 80% sahamnya kepada PT Kosgoro. Langkah itu dilakukan lantaran kelompok usaha yang didirikan ayah Oka, Haji MasAgung tersebut terbelit utang sampai Rp 450 miliar. Sebanyak Rp 55 miliar dari jumlah itu berupa utang kepada Bank Summa. Dan sebagian besar utang sudah jatuh tempo.

Kabarnya, sejak Bank Summa dilikuidasi, Oka tengah sakit. Pengalihan saham kepada Kosgoro itu kabarnya bahkan dilakukan lewat saluran telepon internasional. Kala itu Oka terbaring di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat.

Beberapa proyek, seperti penambangan emas di Sukabumi juga dikabarkan sekarat. Nasib serupa juga menimpa sektor properti. Kongsi Oka dengan mantan direktur Astra dan petinggi bank saat itu di tahun 1990 tak berjalan sukses. Akibatnya, utang proyek-proyek perusahaan property bernama  Graha Prima sudah mencapai ratusan miliar tak tertanggungkan.

Pada 1993, Oka pun  menjual 80% kepemilikan saham atas Wisma Kosgoro di Jalan Thamrin Jakarta kepada empat yayasan yang dipimpin pengusaha Bob Hasan. Sampai saat itu, Oka tercatat sebagai bendahara Kosgoro. Dengan masuknya Kosgoro, bisnis Masagung pun menyusut.



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×