kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketua Banggar DPR menilai kerangka RAPBN 2022 masih normatif


Jumat, 21 Mei 2021 / 00:20 WIB
Ketua Banggar DPR menilai kerangka RAPBN 2022 masih normatif


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Said Abdullah mengatakan kerangka Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 masih normatif.

Said menyoroti, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dituangkan dalam RAPBN 2022 sebesar 5,2% hingga 5,8% year on year (yoy) cenderung cari aman. Menurutnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa optimistis di level 6% hingga 7% sesuai keinginan Presiden RI sebelumnya.

Dari sisi outlook defisit RAPBN 2022 pemerintah menetapkan sebesar 4,51% hingga 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Said berharap pemerintah bisa menekan defisit ke 4,5% tahun depan.

Baca Juga: Sri Mulyani targetkan defisit APBN 2022 minus 4,85% dari PDB

“Supaya softlanding-nya nyaman di 2023 supaya APBN normal di 3% defisit kita. Untuk itu saya berharap seyogyanya pemerintah melakukan sunset policy supaya fondasi fiskal kita di 2023 terjaga. APBN 2022 ditujukan sebagai transisi ke 2023 batas akhir pemerintah punya kemewahan defisit, maka perlu benar-benar diakselerasi pada 2022,” kata Said saat ditemui di Kompleks DPR/MPR RI, Kamis (20/5).

Untuk itu Said menekankan pemerintah harus mencari peluang agar ekonomi dalam negeri tahun depan bisa terakselerasi. Salah satunya lewat percepatan implementasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. 

Sementara itu, Said bilang defisit APBN 2022 bisa ditekan dengan dua cara.  Pertama, efektifitas belanja negara yang lebih tepat sasaran. Kedua, mencari pundi-pundi penerimaan negara yang baru. 

“Jangan sampai kesulitan di 3% nanti, oleh karenanya belanjanya harus kualitatif, outcome belanja harus jelas. Untuk menjaga ini mau tidak mau penerimaan harus digenjot, masa suruh ngutang lagi yang banyak,” ujar Said.

Selanjutnya: Simak proyeksi Menkeu terkait pertumbuhan ekonomi hingga kurs rupiah pada tahun 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×