CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Kembali Meningkat, Begini Dampaknya ke Ekonomi


Rabu, 19 November 2025 / 15:42 WIB
Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Kembali Meningkat, Begini Dampaknya ke Ekonomi
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menyatakan, ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat di tengah perlambatan ekonomi AS.REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan, ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat di tengah terjadinya temporary government shutdown (penutupan sementara pemerintah) dan arah suku bunga kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi AS masih melambat akibat berlanjutnya dampak tarif dagang AS dan sempat berhentinya aktivitas pemerintah yang terlama sepanjang sejarah yang berdampak pada tetap lemahnya kondisi ketenagakerjaan AS.

“Perlambatan ekonomi juga terjadi di Jepang, Tiongkok, dan India akibat permintaan domestik yang belum kuat,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/11/2025).

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah, Begini Penjelasan Bank Indonesia

Sementara itu, ekonomi Eropa tumbuh lebih tinggi dari prakiraan akibat realisasi pertumbuhan di kuartal III 2025 yang ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pelonggaran kebijakan moneter.

Dengan perkembangan tersebut, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 tetap sekitar 3,1%.

Dari pasar keuangan, ketidakpastian kembali meningkat dipengaruhi oleh penurunan suku bunga kebijakan bank sentral AS yang dinilai pasar lebih berhati-hati (less dovish).

Kebijakan tarif yang menahan penurunan inflasi AS serta kondisi pasar tenaga kerja yang belum kuat akibat kebijakan imigrasi dan berhentinya aktivitas Pemerintah di AS diperkirakan mendorong The Fed menahan penurunan Fed Funds Rate (FFR) di sisa tahun 2025.

Kemudian, aliran modal global ke komoditas emas dan aset keuangan AS sebagai safe haven assets terus berlanjut sehingga mendorong peningkatan harga emas dan penguatan indeks mata uang dolar AS (DXY).

Baca Juga: Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perlu Terus Ditingkatkan

“Sementara itu, aliran modal ke emerging market lebih terbatas ke pasar saham,” ungkapnya.

Perkembangan ini lanjut Perry, memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan global, menjaga ketahanan eksternal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dengan tetap menjaga stabilitas.

Selanjutnya: Penerbitan SRBI Terus Berkurang, Kini Hanya Rp 699,30 Triliun pada 17 November 2025

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Lanjut Naik Saat Pasar Saham Global Melemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×