kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kerjasama Bilateral Indonesia-China Masih Strategis, Ini Saran Ekonom


Minggu, 30 Juli 2023 / 21:02 WIB
Kerjasama Bilateral Indonesia-China Masih Strategis, Ini Saran Ekonom
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping yang diselenggarakan di Hotel Jinniu, Chengdu, pada Kamis, 27 Juli 2023.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggandeng China untuk melakukan kerjasama strategis dalam berbagai sektor mulai dari pengembangan riset teknologi, kesehatan, hingga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Merespon hal ini, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet mengatakan, kerjasama bilateral antara Indonesia dengan China masih  strategis.

"Hal ini juga tidak terlepas dari semakin besarnya perekonomian China terutama dalam 10 tahun terakhir ini sehingga memang posisi China semakin strategis terutama buat Indonesia," jelas Yusuf pada Kontan.co.id, Minggu (30/7). 

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Beberkan Hasil Kunjungan Presiden Jokowi ke China

Terlebih, China telah menjadi rantai pasok global dalam banyak sektor. Untuk itu, kerjasama ini diharapkan juga dapat menarik Indonesia untuk dapat bergabung dalam rantai pasok global. 

Sementara terkait dengan investasi, ia menilai, China juga menjadi negara yang bisa diperhitungkan untuk menjadi salah satu investor utama di Indonesia. 

Untuk menarik ke lebih banyak proyek termasuk IKN, pemerintah perlu memastikan hal yang biasanya menjadi hambatan dapat di tangani dengan lebih baik. 

Misalnya, masalah koordinasi antara pusat dan daerah, kemudian masalah penyaluran atau pemberian insentif untuk sektor tertentu dan masalah stabilitas baik di sisi perekonomian maupun kondisi politik hukum dan HAM.

"Selain itu yang menjadi catatan terutama belajar dari proyek kereta api cepat Jakarta Bandung adalah penghitungan dari studi kelayakan sebuah proyek yang ingin didorong melalui investasi dari Cina untuk dilakukan secara lebih detail dan lebih matang," jelas Rendy. 

Baca Juga: Otorita IKN Jajaki Kerja Sama Bangun Kota Masa Depan dengan Shenzhen

"Bagaimana kemudian kontrak antara kedua negara itu perlu dilihat secara lebih detail dan belajar dari pengalaman juga perlu dilihat apakah ada hidden cost yang muncul dari proyek yang dibiayai melalui investasi dari Cina," papar Rendy. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, membeberkan hasil dari kunjungan Presiden Joko Widodo di China, Kamis (27/7) lalu. 

Melalui akun Instagram resminya, Luhut bercerita bahwa Pemerintah Indonesia akan menggandeng China untuk merancang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Selan terkait IKN, Luhut juga mengatakan ada beberapa kerjasama bilateral yang telah disepakati bersama yaitu pengembangan riset dan teknologi tingkat tinggi, kesehatan dan pengembangan kawasan di Kalimantan Utara. 

"Saya melihat keberhasilan agenda penandatanganan beberapa agenda kerjasama dengan Tiongkok terjadi karena kesamaan visi Tiongkok dan Indonesia untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan," jelas Luhut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×