kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan TDL Pukul Industri Plastik


Rabu, 16 Juni 2010 / 09:33 WIB


Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Sekjen Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono menyatakan, kenaikan TDL ini akan berdampak besar kepada industri plastik. Pasalnya listrik merupakan komponen harga bahan baku terbesar kedua setelah resin plastik. “Komponen harga listrik dalam industri plastik mencapai 15%,” tukas Fajar Selasa (15/6).

Industri plastik 60% merupakan pelanggan PLN golongan I.3 dengan daya diatas 200 kVA. Golongan pelanggan satu ini dinaikan TDL sebesar 15%. Sementara sisanya merupakan pelanggan I.2 dan I.1 yang tarif listriknya dinaikan 9% oleh pemerintah.

Nah, begitu TDL dinaikan, Fajar memperkirakan produsen tanah air terpaksa harus menaikkan harga rata-rata 5% untuk produk plastik. Padahal, sejak tiga bulan terakhir pasar dalam negeri sedang lesu darah. Salah satu penyebabnya, kata Fajar, adalah rendahnya realisasi belanja pemerintah yang lantas berdampak pada turunnya serapan di sektor formal. “Belanja pemerintah baru cair sedikit, kisarannya baru 26%,” katanya.

Belum lagi industri dalam negeri selama ini sudah kelelahan bersaing dengan produk impor. Misalnya saja untuk produk terpal plastik. China bisa menjual dengan harga lebih murah 30% ketimbang produsen Indonesia. Ini terjadi karena kualitas terpal plastik asal China memang lebih rendah. “Tapi tipikal konsumen Indonesia kan yang penting harganya murah,” tandasnya.

Fajar tak asal bicara. Selama kuartal I 2010 impor dari negeri tirai bambu itu meningkat tajam hingga 130% dibanding full year 2009. Nah, jika TDL dinaikan oleh pemerintah, industri dalam negeri pun terpaksa harus menaikan harga jual produk rata-rata 5%. Dampaknya mudah ditebak, perbedaan harga dengan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×