Reporter: Choirun Nisa | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Menurut data indeks manajer pembelian (purchasing manager's index/PMI) manufaktur Jepang naik dari 52,5 di Agustus ke 52.6 di September. Kemudian, dari sisi indeks output pun meningkat dari 52,5 di Agustus menjadi 53.5 di September ini.
Ekonom Indef Berly Martawardaya mengatakan, perlunya mencermati data indeks manufaktur ini. Pasalnya, data ini hanya termasuk dalam hitungan bulanan sehingga tidak dapat digunakan untuk menilai patokan ekspor Indonesia.
"Butuh waktu konsisten, misal 3-6 bulan untuk melihat dampaknya ke ekspor Indonesia ke Jepang," ujar Berly ketika ditemui di Hotel Akmani, Jakarta pada Rabu (27/9).
Senada dengan ekonom dari Asian Development Bank Emma R. Allen. Emma mengatakan, data ini perlu diteliti lagi untuk menentukan efeknya ke ekspor Indonesia. Namun, dirinya optimistis akan pertumbuhan ekonomi tahun depan yang dapat didorong ekspor berdasarkan data outlook ADB.
"Kami (ADB) percaya investasi dan konsumsi dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, tak hanya di 2017, tetapi juga di 2018," kata Emma.
Meski data PMI Jepang meningkat di bulan September ini, Berly berharap kenaikan ini tak hanya untuk 1-2 bulan saja.
"Lebih baik naik sedikit, tapi rutin, daripada hanya naik 1-2 bulan lalu kembali untuk anjlok lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News