kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga properti residensial melambat di kuartal-III 2018


Jumat, 09 November 2018 / 07:05 WIB
Kenaikan harga properti residensial melambat di kuartal-III 2018


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer sepanjang kuartal ketiga tahun ini. Sejalan dengan itu, penjualan properti residensial juga turun semakin dalam.

Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial yang dirilis BI, Kamis (8/11), Indeks harga properti residensial (IHPR) tumbuh 0,42% secara kuartalan (qoq) atau 3,14% secara tahunan (yoy).

Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan IHPR kuartal sebelumnya yang mencapai 0,76% qoq maupun pertumbuhan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 3,26% yoy.

Secara kuartalan, melambatnya kenaikan harga properti residensial terjadi pada tipe rumah kecil dan menengah.

Kenaikan harga rumah tipe kecil melambat dari 1,35% qoq menjadi 0,69% qoq di kuartal-III 2018. Begitupun dengan kenaikan harga rumah tipe menengah yang melambat dari 0,68% qoq menjadi 0,26% qoq.

Hanya rumah tipe besar yang mengalami sedikit peningkatan kenaikan harga dari 0,27% qoq menjadi 0,3% qoq.

Adapun secara tahunan, melambatnya kenaikan harga rumah properti residensial terjadi pada rumah tipe menengah dari 3,4% yoy pada kuartal sebelumnya menjadi 3,06% yoy di kuartal ketiga tahun ini.

Sementara, rumah tipe kecil dan rumah tipe besar mengalami pertumbuhan kenaikan harga masing-masing menjadi 4,85% yoy dan 1,66% yoy.

Meski kenaikan IHPR secara kuartalan melambat, BI mencatat biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk tempat tinggal semakin meningkat.

Ini tecermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,73% qoq, lebih tinggi dari 0,64% qoq pada kuartal sebelumnya.

Sementara, pertumbuhan penjualan properti residensial di kuartal-III 2018 juga mengalami penurunan sebesar -14,14% qoq. Ini lebih rendah dibandingkan -0,08% qoq pada kuartal sebelumnya, namun masih lebih baik ketimbang -24,74% qoq pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Turunnya penjualan pada kuartal ketiga disebabkan oleh penurunan penjualan pada semua tipe rumah, yaitu rumah tipe kecil -15,92% qoq, tipe menengah -11,14% qoq, dan tipe besar -11,11% qoq.

BI menyatakan, sebagian besar responden berpendapat faktor utama yang menyebabkan penurunan penjualan rumah adalah lesunya permintaan konsumen, terbatasnya penawaran perumahan dari responden, suku bunga KPR yang dianggap masih tinggi, dan harga rumah yang kurang terjangkau oleh konsumen.

Adapun, suku bunga KPR tertinggi per September 2018 ada di Provinsi Bengkulu yaitu 14,48% dan terendah di Yogyakarta sebesar 8,82%. Berdasarkan kelompok bank, suku bunga KPR tertinggi tercatat pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 12,21% dan terendag di Bank Asing dan Campuran sebesar 6,82%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×