Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Harga gabah dan harga beras sampai tingkat penggilingan di bulan Agustus 2017 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Namun hal itu tidak menjadi penghambat deflasi Agustus 2017 yang dicatatkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 0,07%.
Berdasarkan data BPS, di tingkat petani, harga gabah kering panen dan gabah kering giling masing-masing naik 0,58% dan 0,24%. Begitu juga di tingkat penggilingan, harga gabah kering panen dan gabah kering giling masing-masing naik 0,48% dan 0,52%.
Tak hanya itu, harga beras di tingkat penggilingan baik beras kualitas premium, medium, dan kualitas rendah masing-masing naik sebesar 0,57%, 0,91%, dan 0,94%.
Dengan demikian, rata-rata harga gabah petani naik 0,58%, harga beras di tingkat penggilingan naik 0,91%. Harga beras grosir justru turun 0,32% dan harga beras eceran naik 0,04%.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga beras tersebut tidak mempengaruhi deflasi bulan lalu. Sebab, kenaikan harga beras itu terjadi di tingkat penggilingan. Sementara harga beras yang mempengaruhi Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah harga beras yang ada di level konsumen.
"(Di level konsumen), harga beras tidak pengaruh terhadap deflasi. Artinya bagus. Andilnya hanya 0,0011%, angkanya kecil," kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Senin (4/9).
Pihaknya juga berharap, kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras, bisa mengendalikan inflasi ke depan. Kebijakan ini lanjut dia, akan tercermin pada IHK September yang akan dirilis awal Oktober mendatang.
"Dengan adanya harga eceran tertinggi itu harga beras bisa dikendalikan, bisa lebih normal dan bisa seperti yang sekarang bahwa harga bahan makanan itu deflasi pada Agustus ini," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News