kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemprin pacu SDM produktif agar industri lebih inovatif dan kompetitif


Selasa, 06 November 2018 / 16:32 WIB
Kemprin pacu SDM produktif agar industri lebih inovatif dan kompetitif
ILUSTRASI. Mahasiwa Politeknik mengikuti praktikum


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) dorong kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor industri manufaktur sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Peningkatan kualitas tenaga kerja ini untuk mendongkrak produktivitasnya melalui penguasaan teknologi terkini sehinggga menghasilkan produk dalam negeri yang inovatif dan kompetitif.

Guna mendorong pertumbuhan industri, ada tiga hal yang utama, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. "Kalau investasi dan teknologi, itu bisa kita dapatkan atau beli. Sedangkan, SDM yang terampil harus kita siapkan terutama dalam menghadapi era digital saat ini," kata Sekretaris Jenderal Kemrin, Haris Munandar dalam siaran persnya, Selasa (6/11).

Penggunaan teknologi industri 4.0 tersebut di antaranya berbasis pada artificial intelegent, internet of things, wearable (augmented reality atau virtual reality), advance robotic dan 3D printing. "Teknologi tersebut mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas agar industri nasional mempunyai daya saing di pasar domestik maupun global," ujarnya.

Dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, Kemrin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia. "Hingga sekarang, sebanyak 609 industri dan 1.753 SMK telah terlibat dalam program tersebut. Kegiatan ini akan kami terus digulirkan," tutur Haris.

Dari program pendidikan vokasi itu, Kemprin juga sudah melakukan penyelarasan sebanyak 35 program studi yang dibutuhkan industri saat ini untuk diterapkan pada kurikulum di SMK. "Kami meredesain kurikulum yang konvensional untuk diperbarui sesuai dengan industri 4.0. Program studi itu di antaranya ada teknik ototronik, audio video, dan robotik yang tengah dibutuhkan oleh sektor industri otomotif," imbuhnya.

Sekjen optimistis, upaya-upaya tersebut dapat meningkatkan kinerja industri nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan III tahun 2018 mengalami lonjakan hingga 5,04% (y-on-y) terhadap triwulan III-2017. Peningkatan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi yang mencapai 23,13 persen.

Di samping itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di triwulan III-2018, juga naik 4,13% (q-to-q) terhadap triwulan II-2018. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer sebesar 15,11%.

Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2018 naik sebesar 3,88% (y-on-y) terhadap triwulan III-2017. Peningkatan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar, yang mencapai 18,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi tertinggi adalah industri pengolahan tembakau, hingga 32,36%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×