Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menyelesaikan program analog switch off (ASO). Sehingga spektrum frekuensi 700 MHz (low band) untuk 5G sudah bersih dan dapat dilelang.
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kemkominfo Usman Kansong mengatakan, pihaknya berencana melelang spektrum frekuensi 700 MHz (low band) untuk 5G pada awal tahun depan.
“Rencana begitu. Kita sedang siapkan mekanismenya, termasuk insentifnya,” ujar Usman kepada Kontan, Jumat (15/12).
Usman menambahkan, pembahasan mekanisme dan insentif terkait hal itu sudah pernah dibahas dengan pelaku usaha telekomunikasi. Dia berharap penyiapan aturan mekanisme dan insentif dapat segera selesai.
“Kita lihat nanti ya, makin cepat, makin baik,” ucap Usman.
Baca Juga: Kominfo Siapkan Insentif Pengembangan 5G, XL Axiata Sampaikan Usulan Ini
Dihubungi secara terpisah, Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini mengatakan, pemerintah dapat memberikan berbagai insentif untuk mempercepat adopsi 5G di sektor swasta. Hal ini seperti praktik yang terjadi di negara-negara lain dan hasil penelitian akademis.
Beberapa opsi insentif meliputi alokasi spektrum. Yakni dengan mengadakan lelang pita spektrum 5G dengan harga yang wajar.
“Insentif Pajak, menawarkan kompensasi pajak atau kredit kepada perusahaan yang berinvestasi dalam infrastruktur (opsel) dan R&D 5G (industri),” ujar Dian kepada Kontan.
Kemudian, dukungan Regulasi. Yakni dengan menyederhanakan proses regulasi untuk mempercepat izin dan persetujuan untuk implementasi infrastruktur 5G (dengan frekuensi tinggi, akses pada infrastruktur dan permit menjadi sangat penting).
Berikutnya, bantuan penelitian, dengan memberikan pendanaan untuk uji coba dan pengembangan yang fokus pada teknologi dan aplikasi 5G. Misalnya industri atau startup.
Baca Juga: Siapkan Infrastruktur 5G di IKN, Menkominfo Jajaki Kerja Sama Global dengan Huawei
Serta, mendukung network sharing antara perusahaan telekomunikasi untuk mengurangi biaya implementasi dan mempromosikan ekspansi yang lebih cepat.
“Insentif-insentif ini dapat membantu mendorong investasi dan inovasi sektor swasta dalam teknologi 5G, yang pada akhirnya akan mempercepat adopsi teknologi ini dan memberikan manfaat bagi ekonomi,” ucap Dian.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan para operator seluler yakni Indosat, Telkomsel, XL dan Smart untuk membahas implementasi teknologi jaringan telekomunikasi 5G.
Dalam pertemuan, dibahas alternatif-alternatif dan/atau skema-skema untuk pemberian insentif kepada operator seluler dalam meningkatkan kecepatan bandwidth nasional.
Namun demikian, Budi Arie mengakui ada tantangan tersendiri bagi kami dalam mempersiapkan regulasi termasuk izin spektrum, biaya, dan standar teknis yang mendukung ketersediaan 5G di Indonesia.
Baca Juga: Kominfo Targetkan PNBP Sebesar Rp 25,58 Triliun pada Tahun 2024
"Terkait 5G spectrum assignment, saya juga menyadari bahwa penggelaran jaringan 5G membutuhkan investasi yang cukup besar," ujar Budi Arie.
Saat ini sudah ada 49 kota di Indonesia yang dilengkapi layanan komersial 5G. Pengembangan jaringan 5G juga terus dilakukan di lima destinasi wisata super prioritas, dan beberapa event internasional, seperti KTT ke-43 ASEAN.
Keberadaan jaringan 5G juga dapat dipakai untuk mobile broadband, Ultra Reliable & Low Latency dan Massive Machine-Type Communication.
Mengutip hasil riset ITB, Qualcomm, dan XL (2020), Menkominfo menyatakan teknologi 5G diproyeksikan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2030 senilai Rp 2.802 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News