Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka melakukan pembaruan jembatan timbang, pemerintah akan menerapkan teknologi baru untuk mendeteksi truk dengan kelebihan muatan. Teknologi ini dinamakan Weight In Motion (WIM).
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi mengatakan, tujuannya untuk mempercepat proses penimbangan truk yang melintasi jembatan timbang. Ini dilakukan karena tidak semua truk mengalami over dimensi dan overloading (Odol).
“Kami akan menerapkan teknologi baru, yakni untuk jembatan timbang yang baru masuk itu adalah kendaraan yang melakukan pelanggaran,” ujarnya saat melakukan Focus Group Discussion (FGD) di gedung Kadin, Senin (23/7).
Dia menjelaskan, alat ini akan berfungsi sebagai alat deteksi truk yang melanggar atau tidak, overloading atau tidak. Setelah melewati alat ini dan memberikan signal tidak overload, maka truk akan diharapkan langsung keluar.
“Tapi kalau melakukan pelanggaran kita masukan ke dalam dan untuk melakukan penimbangan,” tambahnya.
Lalu dia melanjutkan, dari sisi penindakan, pemerintah akan menjaring truk odol dengan pelanggaran 100%. Di mana target pemeirntah akan menurunkan angka pelanggaran tersebut.
“100% artinya kapasitas truk 20 ton tapi dia mengangkut 40 ton itu sudah 100%. Tapi jika kapasitas 20 ton tapi mengangkut 30 ton sementara belum di turunkan,” jelasnya.
Sebagai pilot project, Kemhub baru menerapkan sistem pada tiga jembatan timbang yakni, di Balonggandung Karawang, Losarang, dan terakhir Widang.
“Tapi tujuan kami bukan untuk menindak, tapi kami ingin di sini tujuannya supaya apa yang dilakukan pemerintah dan pelaku usaha saling bekerja sama untuk menciptakan situasi yang kondusif dan tidak menimbulkan kerugian bagi negara,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News