Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Nantinya, pengembangan food estate ini tidak dilakukan secara tradisional. Menurut Syahrul, akan ada pula intervensi mekanisasi dan teknologi. Nantinya, di food estate tersebut akan ada dryer hingga rice milling unit, sehingga hasil beras yang dihasilkan sudah bisa dikemas dengan baik.
Lebih lanjut, Basuki mengatakan, dengan rehabilitasi irigasi ini, produktivitas lahan food estate tersebut bisa meningkat menjadi 4 ton hingga 5 ton per hektare. Menurut dia, saat ini produktivitas dari sawah yang ada baru sekitar 1,2 ton hingga 2,9 ton.
Baca Juga: Bangun food estate tahap 1, pemerintah siapkan lahan 30.000 hektare
Adapun, Basuk mengatakan,i rehabilitasi irigasi ini akan rampung di 2022, dimana biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi irigasi dari 2021-2022 sekitar Rp 2,9 triliun. Sementara, biaya untuk mendesain rehabilitasi irigasi di 2020 sekitar Rp 49 miliar.
Sementara itu, Kementan akan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 180 miliar untuk pengadaan alsintan dan sarana produksi (saprodi). Namun, menurutnya, Kementan akan membutuhkan anggaran Rp 2,1 triliun untuk pengerjaan food estate ini.
Sementara itu, pengerjaan food estate ini tak hanya melibatkan Kementerian PUPR dan Kementan, tetapi juga BUMN, Kementerian Pertahanan hingga Kementerian Desa dan PDTT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News