Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan akan mengembangkan lahan food estate Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR akan mulai merehabilitasi jaringan irigasi seluas 28.000 ha di lahan food estate Kalimantan Tengah.
Menurut Basuki, rehabilitasi jaringan irigasi dilakukan tahun ini agar pengembangan lahan food estate yang ada bisa segera dilakukan. "Kami akan siapkan ini untuk musim tanam Oktober-Maret (OKMAR). Kami memperbaiki salurannya, Kementan menyiapkan semuanya untuk bisa tanam di OKMAR," jelas Basuki, Jumat (3/7).
Baca Juga: Genjot realisasi ketahanan pangan, pemerintah siapkan pengembangan food estate
Dia menerangkan, total area pengembangan food estate berkisar 165.000 ha. Dari angka tersebut sekitar 85.000 ha yang sudah ditanami oleh petani setiap tahunnya, sedangkan sisanya menyemak karena tidak diolah.
Menurut Basuki, pihaknya akan melakukan perbaikan saluran irigasinya, mulai dari primer, sekunder, tersier hingga primer. Rencananya, desain rehabilitasi irigasi ini akan selesai tahun ini.
Setelah rehabilitasi jaringan irigasi selesai, Basuki pun mengatakan pengerjaan food estate akan dilanjutkan oleh Kementerian Pertanian, yang akan melakukan praktik-praktik pertanian, mulai dari penyiapan bibit hingga alsintan.
Baca Juga: Kementerian PUPR jamin proyek konstruksi berlanjut di tengah pandemi Covid-19
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan hal yang sama. Dia menyebut, pengerjaan oleh Kementan baru bisa dilakukan bila saluran air sudah tersedia. Dia pun mengatakan Kementan telah mempersiapkan petani hingga prasarana yang dibutuhkan.
"Untuk tahun ini kita mempersiapkan 30.000 ha, karena itu yang sudah siap water managementnya. Kami sudah siap dengan jenis bibit yang akan kita pakai di sana, tidak coba-coba. Kita yakinkan bibit yang ada itu sudah tervalidasi sudah kuat. Kita berharap bibit yang kita pakai adalah bibit dengan kualitas tinggi," ujar Syahrul.
Nantinya, pengembangan food estate ini tidak dilakukan secara tradisional. Menurut Syahrul, akan ada pula intervensi mekanisasi dan teknologi. Nantinya, di food estate tersebut akan ada dryer hingga rice milling unit, sehingga hasil beras yang dihasilkan sudah bisa dikemas dengan baik.
Lebih lanjut, Basuki mengatakan, dengan rehabilitasi irigasi ini, produktivitas lahan food estate tersebut bisa meningkat menjadi 4 ton hingga 5 ton per hektare. Menurut dia, saat ini produktivitas dari sawah yang ada baru sekitar 1,2 ton hingga 2,9 ton.
Baca Juga: Bangun food estate tahap 1, pemerintah siapkan lahan 30.000 hektare
Adapun, Basuk mengatakan,i rehabilitasi irigasi ini akan rampung di 2022, dimana biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi irigasi dari 2021-2022 sekitar Rp 2,9 triliun. Sementara, biaya untuk mendesain rehabilitasi irigasi di 2020 sekitar Rp 49 miliar.
Sementara itu, Kementan akan mengeluarkan anggaran sebesar Rp 180 miliar untuk pengadaan alsintan dan sarana produksi (saprodi). Namun, menurutnya, Kementan akan membutuhkan anggaran Rp 2,1 triliun untuk pengerjaan food estate ini.
Sementara itu, pengerjaan food estate ini tak hanya melibatkan Kementerian PUPR dan Kementan, tetapi juga BUMN, Kementerian Pertahanan hingga Kementerian Desa dan PDTT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News