Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi padi di tahun depan akan mencapai 63,50 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari target produksi 2020 yang mencapai 59,15 juta ton.
“Sesuai dengan Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI), Kementerian Pertanian ditargetkan memenuhi sasaran produksi beberapa komoditas strategis pada tahun 2021, di antaranya padi sebesar 63,50 juta ton,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja dengan DPR, Senin (22/6).
Menurut Syahrul, untuk mencapai target tersebut, Kementan pun dilakasikan pagu indikatif untuk 2021 sebesar Rp 18,43 triliun.
Baca Juga: Ingin capai target, Menteri Pertanian minta tambahan anggaran Rp 10 triliun
Tak hanya padi, Syahrul pun mengatakan, pihaknya turut ditargetkan mengejar produksi komoditas pangan lain, seperti jagung yang target produksinya sebesar 26 juta ton, kedelai 480.000 ton, daging sapi/kerbau 463.000 ton, bawang merah 1,74 juta ton, cabai besar 1,45 juta ton, cabai rawit 1,57 juta ton dan lainnya.
“Komoditas strategis lainnya ditargetkan meningkat dibandingkan tahun 2020,” tambah Syahrul.
Namun, dari pagu indikatif yang diberikan, Syahrul berpendapat, anggaran tersebut masih belum memadai. Pasalnya, Kementan harus menjalankan program-program yang sudah dirancang, meningkatkan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern dan peningkatan ekspor, hingga mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Karena itu, dia pun mengusulkan ada tambahan anggaran Rp 10 triliun.
Ketua Komisi IV DPR Sudin berpendapat, bila memang anggaran Rp 18 triliun tersebut tak memadai, sebaiknya eselon I Kementan mengevaluasi target-targetnya. Menurut dia, dengan adanya penurunan pagu di 2020 menjadi sekitar Rp 14 triliun, seharusnya target produksi diturunkan. Namun, walaupun pagu dipotong, Kementan tetap mempertahankan targetnya.
“Ini menjadi koreksi kita semua, supaya targetnya jangan setinggi langit tetapi pencapaian tetap di bukit,” kata Sudin.
Menanggapi ini, Syahrul pun menegaskan pihaknya tidak bisa menurunkan target produksi nasional
“Target itu tidak kami turunkan, karena itu kebutuhan nasional. Kalau itu turun, kita akan bersoal dengan makanan rakyat yang 267 juta. Oleh karena tu apapun dayanya, berapapun anggarannya, menurut saya selaku mentan, itu tidak bisa turun,” kata Syahrul.
Baca Juga: Kementan proyeksi stok beras hingga akhir Agustus capai 8,8 juta ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News