Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo mempunyai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius pada masa pemerintahannya, yakni sebesar 8%. Padahal dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi stagnan di level 5%.
Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Raden Pardede menyampaikan, target pertumbuhan ekonomi 8% bukan hal mustahil untuk dicapai.
Berkaca ke belakang, Indonesia pada 1996-1997 pernah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8,23%.
Baca Juga: Pemerintah Berharap Kenaikan Upah Minimum 6,5% Jaga Daya Beli Kelas Menengah
Salah satu indikator yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi adalah investasi.
“Investasi perlu didorong lebih tinggi dari posisi sekarang, dengan menarik sejumlah sumber pembiayaan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan,” tutur Raden Pardede dalam agenda Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa (3/12).
Raden menyebut, selama ini ada banyak modal yang masuk, salah satunya ke sektor infrastruktur, namun belum dimanfaatkan dengan baik.
Permasalahannya ada pada biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di tanah air masih terbilang mahal.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Ekonomi di 2025, Bank Indonesia Siapkan Lima Bauran Kebijakan
Rata-rata ICOR Indonesia mencapai 6,96 pada 2019-2023, lebih tinggi bila dibandingkan Malaysia sebesar 2,7, India 3,2, dan Filipina 3,4. Maka dari itu, Raden menyebut, pemerintah menargetkan ICOR bisa turun ke level 4,5.
“Kalau ICOR ini tidak diturunkan maka kebutuhan capital menjadi sangat besar, dan rasanya tidak mungkin dicapai. Penambahan capital hampir 8%-9% dari PDB,” ungkapnya.
Dengan kondisi ICOR sebesar 6,96, maka porsi investasi ke PDB bisa mencapai 42% hingga 43% ke PDB, dari posisi pada 2019-2023 sebesar 31,6%.
Selanjutnya: Perang Harga Mobil LCGC Memanas pada Akhir Tahun
Menarik Dibaca: Promo BCA di Gojek & Grab Diskon hingga Rp 50.000 Edisi 1-31 Desember 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News