Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 masih bisa tumbuh berkisar 5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 lebih banyak ditopang oleh sektor konsumsi, kinerja ekspor dan manufaktur.
"Iya (pertumbuhan ekonomi) masih sekitaran 5%. World Bank melihat Indonesia masih di atas 5%, optimis." kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (26/7).
Airlangga menerangkan laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 juga masih didorong oleh faktor musiman seperti momentum Lebaran. Selain itu, ia juga melihat penjualan pada industri makanan dan minuman masih tumbuh positif.
Baca Juga: Airlangga: Bank Dunia Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tumbuh 5% Tahun Ini
"Penjualan makanan dan minuman naik 15%. Penjualan mobil tertunda karena mereka berharap ada fasilitas tambahan dari pemerintah," ucapnya.
Kendati begitu, Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 akan melambat.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, memperkirakan, pada kuartal II-2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berada pada kisaran 4,9% hingga 5%. Angka ini melambat dibandingkan kuartal I-2024 yang tumbuh pada angka 5,1%.
"Kita proyeksikan setelah kuartal I kemarin realisasi pertumbuhan ekonomi 5,11%, di kuartal II tahun ini diprediksikan 4,9% - 5%, jadi ada perlambatan," ujar Faisal dalam acara Midyear Review CORE Indonesia 2024, Selasa (23/7).
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pada komponen konsumsi rumah tangga yang diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 4,8% hingga 4,9%.
Baca Juga: Pajak Karbon Juga akan Menyasar Kendaraan Berbahan Bakar Minyak
Senada, Senior Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra memperkirakan dorongan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II 2024 akan berkurang bila dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Ia menyampaikan, dorongan pertumbuhan ekonomi pada semester II 2024 lantaran adanya rebound pada daya beli konsumen dan memudarnya dampak belanja pemilu.
“Kami berpendapat bahwa lambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor formal dapat mengurangi peningkatan konsumsi pada semester II 2024,” tutur Aldian dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News