kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkeu Yakin Defisit APBN 2022 Bisa Ditekan Mendekati 4% PDB


Rabu, 09 Februari 2022 / 14:29 WIB
Kemenkeu Yakin Defisit APBN 2022 Bisa Ditekan Mendekati 4% PDB
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis defisit APBN tahun 2022 bisa ditekan mendekati 4% PDB.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan defisit APBN 2022 dapat ditekan mendekati 4% produk domestik bruto (PDB) atau berada di bawah target tahun ini yakni 4,85% PDB.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Mandiri Investment Forum 2022 secara virtual, Rabu (9/2). Ia mengatakan, optimisme tersebut sesuai dengan target konsolidasi fiskal defisit APBN di bawah 3% pada 2024 mendatang agar dapat tercapai.  

“Dengan capaian penerimaan dan disiplin dalam belanja, kami percaya diri bahwa defisit akan lebih rendah. Kami perkirakan defisit APBN 2022 akan dekat ke 4%,” tutur  Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Hampir Merata, Hanya Bali yang Masih Minus

Bendahara keuangan negara ini menyebut, kinerja perekonomian pada 2021 pulih dengan baik dan tren positif itu berpotensi berlanjut pada 2022. Dia menuturkan, di 2021 lalu, pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 5,7% PDB, sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19.

Namun, realisasi defisit APBN ternyata lebih baik dari target, yakni mencapai 4,65% dari PDB.

Realisasi defisit APBN 2021 tersebut juga tercatat lebih rendah dari target defisit APBN 2022 yakni 4,85%. Dengan begitu, Sri Mulyani optimistis bahwa pencapaian defisit APBN 2022 akan lebih baik dan lebih kecil dari target.

Sri Mulyani juga optimistis, berlakunya Program Pengungkapan Sukarela (PPS atau Tax Amnesty Jilid II, akan meningkatkan perolehan perpajakan dan penerimaan negara. Hal tersebut membuat peluang defisit APBN lebih rendah dari target semakin terbuka.

Lebih lanjut, dengan upaya tersebut maka dapat mendorong Indonesia mencapai kondisi konsolidasi fiskal, yakni dengan capaian defisit APBN di atas 3% pada 2023. “Konsolidasi fiskal menjadi penting agar APBN kembali sehat dan siap menghadapi berbagai ancaman risiko, baik pandemi maupun risiko lainnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Yakin Tax Amnesty Jilid II Akan Dukung Konsolidasi Fiskal pada Tahun 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×