kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kemenkeu sebut pinjaman Bank Dunia untuk dukung APBN


Senin, 23 Maret 2020 / 12:53 WIB
Kemenkeu sebut pinjaman Bank Dunia untuk dukung APBN
ILUSTRASI. Membaca Arah Utang Indonesia ; ilustrasi utang luar negeri; hutang luar negeri


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Dunia baru saja menyalurkan pinjaman untuk pemerintah Indonesia sebesar US$ 300 juta.
Pinjaman tersebut disetujui oleh  Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada Jumat (20/3) lalu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman, menjelaskan, pinjaman yang diberikan Bank Dunia tersebut merupakan Program Loan.

Baca Juga: BI sempurnakan ketentuan transaksi DNDF untuk mitigasi risiko penyebaran corona

“Yaitu pinjaman yang tidak diperuntukkan untuk mendanai kegiatan tertentu, tetapi dipakai untuk pembiayaan APBN secara umum, untuk mendukung APBN,” tutur Luky saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/3).

Program Loan tersebut, lanjut Luky, disebut juga  Financial Sector Development Policy Loan. Artinya, pinjaman ini menggunakan kebijakan untuk memperkuat reformasi sektor keuangan sebagai matriks kebijakan (policy matrix).

Baca Juga: Anggota Komisi IX DPR ini minta pengusaha tak lakukan PHK

Sebelumnya, Luky mengatakan, Kemenkeu memang tengah melakukan penjajakan dan diskusi untuk mendapatkan pinjaman multilateral untuk mendukung pembiayaan APBN 2020.

Sebab, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memproyeksi, defisit APBN tahun ini akan melebar dari rencana awal 1,76% dari PDB menjadi sekitar 2,5% dari PDB.

Secara nominal, defisit APBN 2020 awalnya direncanakan hanya sebesar Rp 307,2 triliun. Namun, dengan asumsi pelebaran defisit oleh Kemenkeu tersebut, nilai defisit diperkirakan naik sekitar Rp 125 triliun sehingga menjadi Rp 432,2 triliun.

Baca Juga: Bank Dunia gelontorkan pinjaman US$ 300 juta untuk Indonesia

“Ini karena belanja tidak kita rem, sedangkan penerimaan akan mengalami penurunan. Jadi itu adalah kebijakan  by design  yang kita lakukan yaitu relaksasi defisit yang menjadi lebih besar,”  tutur Sri Mulyani pada pertengahan Maret lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×