Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
Luky mengatakan, langkah BSF ini dipersiapkan meski sampai saat ini belum ditempuh oleh Kemenkeu.
“Tentu kita berharap tidak memakai BSF ini. Performa bond issuance kita masih cukup solid dengan support dari investor domestik. Tapi di sisi lain, kita juga sudah punya payung seandainya dibutuhkan,” ujar Luky.
Baca Juga: PBOC: Ekonomi China akan pulih cepat dan berpotensi tumbuh signifikan di kuartal dua
Direktur Jenderal Anggaran Askolani menambahkan, pemerintah juga memiliki anggaran sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun dalam APBN 2020 yang ditujukkan sebagai fiscal buffer. Sebagian dari dana tersebut sudah digunakan untuk paket kebijakan stimulus ekonomi pertama dan kedua dalam rangka meredam dampak Covid-19 ke perekonomian.
“Kita masih punya cadangan untuk stabilisasi harga untuk mengantisipasi kebijakan ke depan, kita juga punya cadangan untuk mengantisipasi risiko fiskal seperti bencana atau konsekuensi lain yang lebih dalam,” tutur Askolani.
Baca Juga: Ekspor industri manufaktur meningkat 10,93% di dua bulan pertama tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News