Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Amir mengatakan Indonesia tidak hanya mendapat pinjaman dari lembaga-lembaga tersebut, namun juga berhasil menegosiasikan konversi terhadap bunga mata uang pinjaman.
Konversi didapat dari ADB senilai US$ 6,9 miliar dan Bank Dunia US$ 700 juta.
“Konversi pinjaman ini menjadi bagian strategi pemerintah dalam mengelola pinjaman. Tujuannya untuk menurunkan risiko fluktuasi pembayaran bunga utang ke depan,” tutur Amir.
Baca Juga: Realisasi utang tahun ini lebih rendah Rp 300 triliun dari target
Nantinya, akan terdapat efisiensi biaya bunga pinjaman luar negeri mencapai Rp 68 miliar sampai Desember 2021.
Selanjutnya, penghematan pembayaran bunga pinjaman mencapai Rp 588,31 miliar pada 2022 dan Rp 3,58 triliun dari Desember 2021 sampai jatuh tempo terakhir pada 2038.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News