kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenkeu masih akan terbitkan surat utang di akhir 2021 sebesar Rp 157 triliun


Selasa, 14 Desember 2021 / 09:20 WIB
Kemenkeu masih akan terbitkan surat utang di akhir 2021 sebesar Rp 157 triliun
ILUSTRASI. Pajak Obligasi. Kemenkeu masih akan terbitkan surat utang di akhir 2021 sebesar Rp 157 triliun


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementrian Keuangan (Kemenkeu) masih akan menerbitkan surat utang sebesar Rp 157 triliun pada akhir tahun ini.

Rencana penerbitan itu sesuai dengan kesepakatan Surat Keputusan Bersama (SKB) III antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) terkait pembagian beban pembiayaan APBN 2021.

“Sisa pengadaan utang tunai adalah tinggal melakukan penerbitan SKB III sebesar Rp157 triliun yang akan kita lakukan di akhir tahun ini," ujar Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Kementerian Keuangan Riko Amir di konferensi pers virtual, Senin (13/12).

Amir mengatakan penerbitan utang sesuai penerbitan SKB III ini akan disesuaikan dengan strategi optimalisasi yang merujuk pada kebutuhan kas dan koordinasi dengan BI.

Baca Juga: Ekonom sepakat strategi pembiayaan utang pemerintah di 2022 sudah tepat

Adapun untuk mengestimasi dengan penerbitan utang tahap akhir dengan bank sentral nasional, maka realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) akan mencapai Rp 1.144,6 triliun pada akhir tahun ini. Ia mengklaim realisasi ini lebih rendah dari proyeksi awal pemerintah.

Sampai akhir 2021, realisasi utang akan berkurang secara signifikan di kisaran Rp 300 triliun dari rencana awal.

Sementara untuk realisasi pinjaman dari lembaga internasional, baik secara bilateral dan multilateral mencapai US$ 2,92 miliar atau setara Rp 41,84 triliun (kurs Rp14.330 per dolar AS) sepanjang tahun ini.

Realisasi tersebut berasal dari pinjaman Bank Dunia US$ 1,05 miliar, Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar US$1 miliar, Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) US$ 475 juta, Bank Infrastruktur dan Investasi Asia (AIIB) US$ 37,5 juta, dan lainnya.

Baca Juga: Tutup defisit APBN, Kemenkeu bakal terbitkan SBN Rp 991 triliun pada 2022



TERBARU

[X]
×