kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ekonom sepakat strategi pembiayaan utang pemerintah di 2022 sudah tepat


Selasa, 14 Desember 2021 / 06:15 WIB
Ekonom sepakat strategi pembiayaan utang pemerintah di 2022 sudah tepat


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede sepakat, strategi pembiayaan utang tahun 2022 sudah tepat di mana pembiayaan didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dengan mayoritas adalah SBN denominasi rupiah atau porsi SBN valas yang cenderung rendah.

“Strategi tersebut mempertimbangkan bahwa bank sentral global terutama Fed sudah mulai melakukan normalisasi kebijakan moneternya dari November 2021 hingga pertengahan tahun 2022 dan bahkan berpotensi untuk dipercepat,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (13/12).

Hal tersebut juga yang mendorong ekspektasi pelaku pasar bahwa Fed akan mulai menaikkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada tahun depan.

Selain itu, normalisasi kebijakan moneter bank sentral global pada 2022 juga berpotensi mendorong penguatan dollar AS sejalan dengan potensi pelarian modal dari negara berkembang.

Baca Juga: Penarikan utang tahun depan akan dilakukan fleksibel dan diperbanyak di kuartal I

Meskipun risiko taper tantrum seperti yang dialami oleh negara berkembang pada tahun 2013 cenderung kecil terjadi pada tahun 2022 mendatang, lanjut Josua, pemerintah telah mempertimbangkan potensi penguatan dollar AS tersebut serta potensi kenaikan FFR yang berpotensi akan mendorong kenaikan yield SBN valas sedemikian sehingga akan mendorong peningkatan biaya pinjaman uang pemerintah.

Oleh sebab itu, menurutnya pemerintah akan tetap menerapkan strategi front loading dan penerbitan SBN pun didominasi oleh SBN dalam denominasi rupiah di mana cenderung lebih resilient karena juga didukung SKB III dan mempertimbangkan faktor fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid.

“Jadi meskipun terdapat potensi risiko kenaikan yield SBN rupiah, namun kenaikan yield SBN rupiah cenderung lebih terbatas dibandingkan dengan kenaikan yield SBN valas,” kata Josua.

Dengan strategi penerbitan utang tersebut, Josua berharap akan mendukung kesinambungan utang dalam jangka menengah-panjang karena beban pembayaran bunga utang yang dapat ditekan.

Maka dari itu, selanjutnya akan mendukung konsolidasi fiskal yang juga akan mendukung kesinambungan fiskal dalam rangka mendukung upaya memacu pertumbuhan ekonomi ke depannya.

Baca Juga: Realisasi utang tahun ini lebih rendah Rp 300 triliun dari target

Adapun, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan melakukan pembiayaan utang sebesar Rp 973,6 triliun untuk membiayai defisit fiskal pada 2022 mendatang. Sebagian besar pembiayaan utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan dipenuhi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Adapun dalam Undang-Undang APBN 2022, pemerintah mematok defisit APBN sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit ini terjadi karena belanja pemerintah sebanyak Rp 2.714,2 triliun lebih rendah dibanding pendapatan negara Rp 1.846,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×