kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkeu: Kenaikan Suku Bunga The Fed Berdampak pada Pembayaran Bunga Utang Negara


Kamis, 28 Juli 2022 / 18:32 WIB
Kemenkeu: Kenaikan Suku Bunga The Fed Berdampak pada Pembayaran Bunga Utang Negara
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) kembali mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada Rabu (27/7). Artinya, otoritas moneter Amerika Serikat (AS) itu sudah menaikkan suku bunga acuan 4 kali sepanjang tahun 2022.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, kondisi pasar saat ini cukup menantang, mengingat adanya potensi peningkatan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan ke depan. Sehingga secara otomatis juga bisa berpengaruh pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN).

“Pengaruh penguatan imbal hasil surat utang AS atau US Treasury terhadap beban utang Indonesia, dapat disampaikan bahwa kondisi market saat ini cukup challenging,” tutur Luky kepada Kontan.co.id, Kamis (28/7).

Menurutnya, peningkatan tersebut dapat berdampak pada peningkatan cost of fund dan pembayaran bunga utang pemerintah.

Baca Juga: The Fed Ngegas, Sri Mulyani Khawatir Soal Cost of Funds

Meski begitu, pemerintah akan terus memantau pergerakan pasar agar dapat mengantisipasi dan meminimalkan dampak volatilitasnya. Salah satunya dengan menyesuaikan strategi pengadaan utang yang fleksibel, oportunistik, namun tetap prudent dan terukur.

Adapun, menurut Luky, pagu bunga utang dalam APBN tahun 2022 diperkirakan masih mampu mencukupi peningkatan kebutuhan belanja bunga utang akibat dari peningkatan imbal hasil SBN dan suku bunga global.

Selanjutnya, dalam upaya untuk mendorong efisiensi bunga utang, pemerintah juga telah melakukan pengadaan utang yakni penerbitan SBN maupun penarikan pinjaman, dengan mempertimbangkan kondisi kas dan pasar keuangan, agar diperoleh biaya dan risiko yang relatif lebih baik.

“Pengelolaan portofolio utang (liability management)  secara aktif dilakukan melalui melalui debt switch SBN domestik maupun valas, dan konversi pinjaman (loan conversion). Liability management ini diharapkan dapat menjaga risiko utang tetap dalam level yang aman dan sekaligus dapat memberikan biaya yang lebih baik,” imbuh Luky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×