kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Kemenkeu: Beban Bunga Utang Meningkat Capai Rp 499 Triliun di 2024


Kamis, 11 Juli 2024 / 13:34 WIB
Kemenkeu: Beban Bunga Utang Meningkat Capai Rp 499 Triliun di 2024
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Dan Risiko Kemenkeu Suminto  mengungkapkan pemerintah memproyeksikan pembayaran bunga utang pada semester II-2024 sebesar Rp 258,98 triliun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pembayaran bunga utang pada semester II-2024 sebesar Rp 258,98 triliun.

Ini terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 236,36 triliun dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 22,67 triliun.

Dengan demikian, outlook pembayaran bunga utang tahun 2024 akan mencapai Rp 498,95 triliun atau 100,3% dari APBN 2024. Pembayaran bunga utang ini terdiri atas pembayaran bunga dalam negeri sebesar Rp 454,36 triliun atau 99,5% dari APBN 2024 dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 44,59 triliun atau 110,2% dari APBN 2024.

"Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kurs," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto kepada Kontan.co.id, Rabu (10/7).

Baca Juga: Pemerintah Sudah Bayar Bunga Utang Rp 240 Triliun, Naik 11,1%

Sementara itu, hingga Semester I-2024, pemerintah telah membayar bunga utang sebesar Rp 239,96 triliun. Realisasi pembayaran bunga utang ini setara 48,3% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024.

Suminto menjelaskan, pengendalian belanja bunga utang pada tahun 2024 ini akan dilakukan melalui strategi penerbitan utang yang fleksibel dan oportunistik untuk mendapatkan biaya yang palig efisien.

"Pendekatan yang fleksibel dan oportunistik itu terkait diversifikasi instrumen utang, currency mix, timing penerbitan, maupun komposisi tenor," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan mengoptimalkan pembiayaan non utang termasuk penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk mengurangi penerbitan utang.

Selanjutnya: Update PUBG Mobile 3.3 Tersedia Jam Berapa? Simak Fitur Terbaru di Versi ini

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis s/d 15 Juli 2024, Wipol hingga Antangin Beli 1 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×