Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 740 fasilitas kesehatan untuk menangani masyarakat apabila terjangkit penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat udara yang tidak sehat.
Hal tersebut menjelaskan upaya Kemenkes untuk mengatasi dampak kesehatan yang timbul pada masyarakat karena tingginya polusi udara di daerah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pasalnya udara yang tidak sehat berkontribusi pada munculnya penyakit pernapasan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan fasilitas kesehatan yang disiapkan terdiri dari 674 Puskesmas di Jabodetabek, 66 rumah sakit Jabodetabek dan Rumah Sakit Persahabatan sebagai Pusat Respirasi Nasional.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Gelontorkan Rp 10 Triliun untuk Biaya Penyakit Pernapasan di 2022
“Kami sudah meminta organisasi profesi dan kolegium dokter spesialis paru untuk mendidik dokter-dokter Puskesmas agar paham tentang penyakit paru karena kalau ISPA bisa ditangani di Puskesmas dan kita pastikan alat-alatnya juga ada. Kalau masuk kasus pneumonia itu harus ke rumah sakit, itu harus di rontgen, itu juga kita pastikan seluruh rumah sakit Jabodetabek bisa,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/8).
Dari 674 Puskesmas yang disiapkan untuk menangani masyarakat yang terdampak polusi udara, tersebar ke beberapa Kabupaten/Kota yakni DKI Jakarta 333, Kabupaten Tangerang 44, Kota Tangerang 39, Kota Depok 38, Kota Bogor 25, Kabupaten Bogor 101, Kota Bekasi 48, Kabupaten Bekasi 46.
Selain menyiapkan fasilitas kesehatan, Kemenkes juga aktif melakukan kegiatan upaya promotif dan preventif dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda gejala terinfeksi penyakit ISPA. Masyarakat juga diimbau agar menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan ketika kualitas udara buruk.
“Kita berikan rekomendasi, pakai masker yang bisa menyaring PM 2,5 (standar kualitas polusi udara secara umum) karena ini yang paling kecil, kalau di luar bisa pakai masker KF 94 atau KN 95 tapi kalau di ruangan sebaiknya pakai air purifier untuk membersihkan debu dari luar,” imbuh Budi.
Baca Juga: Menkes: Polusi Udara Berkontribusi Besar Terhadap Penyakit Gangguan Pernapasan
Sebagai informasi, pada awal pekan ini, Senin (28/8) Kemenkes telah memulai kampanye gerakan 6M 1S sebagai upaya pencegahan dari dampak polusi udara. Adapun yang dimaksud dengan 6M dan 1S adalah, memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/ kantor/ sekolah/ tempat umum di saat polusi udara tinggi. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan. Menghindari sumber polusi dan asap rokok.
Menggunakan masker saat polusi udara tinggi. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Serta segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News