Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memprediksikan, puncak kasus varian Omicron akan terjadi pada akhir Februari nanti. Lalu, berapa jumlahnya?
"Di akhir Februari atau awal Maret 2022 merupakan puncak kasus Omicron, yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai dengan enam kali lebih tinggi dari puncak varian Delta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2).
Puncak kasus varian Delta yang tercatat pada 15 Juli tahun lalu mencapai 56.757. Itu berarti, mengacu prediksi Kemenkes, maka puncak kasus harian varian Omicron bisa mencapai 170.000 hingga 340.000.
Meski begitu, Nadia yang juga juru bicara Vaksinasi Kemenkes menegaskan, peningkatan kasus varian Omicron yang sangat signifikan tidak berbanding lurus dengan tingkat perawatan di rumahsakit yang rendah.
Baca Juga: Meski Gejala Omicron Tak Seberat Delta, Tetap Waspada untuk Kelompok Masyarakat Ini
Tapi, "Tetap harus waspada mengingat penambahan kasus cukup signifikan," ujarnya. "Tentunya, melihat tingkat keterisian perawatan (di rumahsakit) bertambah seiring peningkatan (kasus Omicron) yang lebih cepat dari varian Delta".
Uktuk itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir meminta pasien dengan gejala ringan bahkan tidak bergejala untuk tidak berlomba-lomba masuk ke rumahsakit. "Untuk kategori sedang, berat, dan kritis, sehingga rumahsakit tidak terbebani," tegas dia.
Menurut Abdul Kadir, gejala varian Omicron tidak seberat Delta. Kebanyakan, tanpa gejala sampai gejala ringan. Tetapi, "Tetap berhati-hati dan waspada, (Omicron) itu tetap berbahaya bagi lansia, yang memiliki komorbid, belum divaksin, dan anak-anak," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News