kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski Gejala Omicron Tak Seberat Delta, Tetap Waspada untuk Kelompok Masyarakat Ini


Jumat, 11 Februari 2022 / 12:22 WIB
Meski Gejala Omicron Tak Seberat Delta, Tetap Waspada untuk Kelompok Masyarakat Ini
ILUSTRASI. Satpol PP membawa papan imbauan agar warga menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksin di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (8/2). Meski gejala varian Omicron tidak seberat Delta, tetap waspada untuk kelompok masyarakat ini. KONTAN/BAihaki.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengatakan, gejala varian Omicron tidak seberat Delta. Kebanyakan, pasien tanpa gejala sampai gejala ringan. 

Tetapi, "Tetap berhati-hati dan waspada, (Omicron) itu tetap berbahaya bagi lansia, yang memiliki komorbid, belum divaksin, dan anak-anak," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memperkirakan, puncak kasus varian Omicron akan terjadi pada akhir Februari nanti. Angkanya bisa enam kali lipat dari puncak kasus varian Delta.

"Di akhir Februari atau awal Maret 2022 merupakan puncak kasus Omicron, yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai dengan enam kali lebih tinggi dari puncak varian Delta," ungkapnya dalam konferensi pers yang sama.

Baca Juga: Puncak Kasus Akhir Februari, Kenali Lagi 2 Gejala Awal Varian Omicron

Puncak kasus varian Delta yang tercatat pada 15 Juli tahun lalu mencapai 56.757. Itu berarti, mengacu prediksi Kemenkes, maka puncak kasus harian varian Omicron bisa mencapai 170.000 hingga 340.000. 

Meski begitu, Nadia yang juga juru bicara Vaksinasi Kemenkes menegaskan, peningkatan kasus varian Omicron yang sangat signifikan tidak berbanding lurus dengan tingkat perawatan di rumahsakit yang rendah.

Tapi, "Tetap harus waspada mengingat penambahan kasus cukup signifikan," ujarnya. "Tentunya, melihat tingkat keterisian perawatan (di rumahsakit) bertambah seiring peningkatan (kasus Omicron) yang lebih cepat dari varian Delta".

Uktuk itu, Abdul Kadir meminta pasien dengan gejala ringan bahkan tidak bergejala untuk tidak berlomba-lomba masuk ke rumahsakit. "Untuk kategori sedang, berat, dan kritis, sehingga rumahsakit tidak terbebani," tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×