Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan masalah penuhnya gudang penyimpanan vaksin telah selesai.
Sebelumnya kapasitas gudang penyimpanan di Dinas Kesehatan Provinsi telah mengalami kepenuhan. Hal itu menjadi masalah dalam distribusi vaksin virus corona (Covid-19).
"Saat ini sudah selesai ya karena gudang provinsi sudah mendistribusi ke kabupaten/kota untuk reagen maupun vaksin imunisasi rutin lainnya," ujar Juru Bicara Vaksinasi dsri Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/1).
Penuhnya gudang penyimpanan di Provnisi disebut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat dengan Komisi IX DPR RI. Budi bilang hal itu terjadi akibat adanya perbedaan data antara pemerintah pusat dengan provinsi.
Baca Juga: Kata ekonom BCA terkait masuknya modal asing ke pasar domestik
Hal itu terjadi pada proses distribusi tahap pertama 1,2 juta dosis vaksin. Vaksin tersebut didistribusikan ke gudang penyimpanan yang terletak di 34 provinsi.
"Kita melihat ada beberapa yang gudangnya masih kurang kapasitasnya sehingga tertahan," terang Budi beberapa waktu lalu.
Setelah dari gudang penyimpanan di provinsi, vaksin akan didistribusikan kembali ke dinas kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Vaksin akan disimpan dalam penyimpanan tingkat kabupaten/kota hingga nantinya disalurkan ke Puskesmas saat masa vaksinasi.
Budi juga menjelaskan rencana distribusi vaksin yang membutuhkan infrastruktur pendingin lebih dari vaksin Sinovac saat ini. Sebagai informasi vaksin Sinovac perlu disimpan dalam suhu 2 derajat celcius.
Sementara itu vaksin buatan Pfizer memerlukan penyimpanan dengan suhu minus 70 derajat celcius. Budi bilang akan merangkul seluruh pihak untuk upaya distribusi vaksin tersebut.
Baca Juga: Bio Farma pastikan tak ada kendala dalam distribusi vaksin corona
"Minus 70 ini tidak pernah ada yang bisa lakukan, tapi kebetulan Pfizer itu globally menggunakan satu perusahaan logistik swasta," jelas Budi.
Nantinya perusahaan logistik tersebut juga akan digunakan untuk distribusi di Indonesia. Namun, nantinya akan disesuaikan harga distribusi termasuk dalam pembelian vaksin Pfizer.
Sebagai informasi saat ini Indonesia melakukan pengadaan vaksin dari berbagai produsen. Antaralain adalah Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, serta Novavax.
Selanjutnya: Menkeu: Ekonomi Indonesia baru rebound di kuartal II-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News