kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemendikbudristek: Semua sekolah segera buka opsi pembelajaran tatap muka terbatas


Sabtu, 29 Mei 2021 / 13:34 WIB
Kemendikbudristek: Semua sekolah segera buka opsi pembelajaran tatap muka terbatas
ILUSTRASI. Murid dengan menerapkan protokol kesehatan mengikuti pertemuan tatap muka secara terbatas dengan sistem pembelajaran campuran (blended learning) di SMK Muhammadiyah 4 Jakarta, Jakarta Barat, Jum'at (09/04). KONTAN/Baihaki.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemendikbudristek berharap, semua sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan segera membuka opsi pembelajaran tatap muka terbatas (PTM). Pelaksanaannya tidak perlu menunggu tahun ajaran baru. 

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek Jumeri mengatakan, kalau semua guru sudah divaksinasi, segera buka opsi PTM terbatas.

"Ini tidak ada kapannya. Begitu bapak ibu guru sebagian besar atau seluruhnya sudah divaksinasi, segera buka opsi tatap muka terbatas. Membuka opsi tatap muka ini wajib," katanya dikutip dari laman Ruang Guru Paud Kemendikbudristek.

"Tetapi, apakah siswanya berangkat sekolah atau tidak, diserahkan ke orangtua, mau memilih yang mana. Sekolah tetap harus menerapkan protokol kesehatan ketat sesuai aturan pemerintah,” ujar dia.

Baca Juga: Varian baru corona berisiko menular ke anak-anak, sekolah tatap muka diminta ditunda

Bagi orangtua yang belum mantap anaknya berangkat ke sekolah, Jumeri bilang, silakan tetap untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. 

"Bagi sekolah yang sudah tatap muka, maka jumlah peserta didik yang hadir maksimal setengahnya dan tetap protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya.

Memprioritaskan kesehatan warga sekolah

Kemudian, sekolah-sekolah yang menerima peserta didik baru, wajib mengisi blangko kesiapan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. 

“Selain itu, sekolah juga wajib menyiapkan Satuan Tugas (satgas) Penanganan Covid-19 di sekolah, dan menyiapkan infrastruktur seperti ruang isolasi dan alat-alat sanitasi seperti air, alat pengukur suhu tubuh," sebut Jumeri.

Baca Juga: Pembelajaran tatap muka di SD segera dilaksanakan, simak pedomannya ini

"Dan, memastikan kebersihan sekolah, serta menyiapkan prosedur operasional standar (POS) jika terjadi sesuatu," imbuh dia. 

Menurut Jumeri, keberangkatan peserta didik ke sekolah, berapa persen siswa harus masuk dan tetap di rumah, juga harus pihak sekolah atur dan gilir. 

Hanya, Jumeri menegaskan, untuk memprioritaskan kesehatan warga sekolah. Sebab, jika ada prosedur yang dilanggar, maka akan ada risiko pembentukan klaster baru di sekolah.

“Vaksinasi bagi guru sifatnya wajib. Tetapi guru yang komorbiditas, punya halangan kesehatan, maka dia dipersilakan di rumah dulu. Tidak mengajar di sekolah dulu, karena berisiko," katanya.

"Bagi guru yang sehat dan layak divaksinasi tetapi menolak, kita serahkan ke pemerintah daerah untuk mengambil tindakan. Karena guru di bawah kewenangan pemerintah daerah, bukan Kemendikbudristek,” ujar dia.

Selanjutnya: Sekolah tatap muka segera dibuka, ini yang wajib dibawa siswa ke sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×