Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Keluarga David Hartanto, mahasiswa Indonesia yang meninggal tidak wajar di Nanyang Technological University (NTU) mengaku kesulitan mencari saksi mata guna melanjutkan persidangan Koroner di Singapura. Sidang koroner kasus ini berlangsung di Singapura tanggal 20 Mei hingga 26 Mei 2009 lalu.
Ketua Tim verifikasi kasus ini, Iwan Piliang menyatakan, keluarga David kesulitan mencari saksi mata karena keterbatasan waktu.
Sebelumnya, keluarga hendak mengajukan Zhou Zheng, Project Officer, yang menjadi saksi mata di ruang itu. Tapi, apa lacur jika empat hari setelah kematian David, Zheng ditemukan tewas. "Seutas tali gantungan menggelayut di apartemen di lingkungan NTU. Tapi jasadnya sudah berada di lantai saat polisi Singapura datang," ujar Iwan Piliang.
Yang jelas, keluarga belum menemukan saksi. Bahkan, sosok Nany, pekerja kebersihan yang pernah mendengar teriakan David, “They want to kill me,” juga tidak ditemukan.
Kondisi yang tidak menguntungkan ini membuat keluarga almarhum David memutuskan menunda persidangan hingga 17 -23 Juni 2009. “Dengan penundaan ini, kami harap bisa menghadirkan saksi, dan mendorong kepolisian Singapura membawa data-data lain, termasuk melakukan digital forensic seluruh foto, video yang menjadi barang bukti,” ujar Iwan.
Sekadar mengingatkan, David dituduh telah menusuk dosen pembimbing tugas akhir, yaitu Profesor Chan Kap Luk. Selanjutnya, David melukai diri sendiri dan bunuh diri, melompat dari jembatan kaca di ketinggian 15 meter di kampusnya, NTU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News