Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong. Kawasan khusus yang telah ditetapkan sejak 2016 tersebut diharapkan dapat menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan yang besar dalam beberapa tahun ke depan.
Kegiatan utama di KEK Sorong meliputi industri pengolahan nikel, pengolahan kelapa sawit, hasil hutan dan perkebunan (sagu), serta pembangunan pergudangan logistik.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, sampai saat ini investor yang bergabung dalam KEK Sorong antara lain PT Semen Gresik (Semen Indonesia Group) untuk membangun pabrik pengemasan semen, PT Henrison Inti Putra untuk membangun pabrik pengolahan kayu dan sawit, dan PT Bumi Sarana Utama (Kalla Group) untuk membangun storage aspal curah.
Baca Juga: Menjadi KEK ke-11 yang beroperasi, pemerintah resmikan KEK Sorong
Ada pula investor lainnya yang akan masuk yaitu PT Gag Nikel untuk pembangunan smelter nikel, PT Pelindo IV untuk pengembangan Pelabuhan Arar sebagai sarana konektivitas dan logistik, PT Numarin Terra Anugerah untuk pembangunan cold storage perikanan, serta PT Power Gen untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) sebesar 20 MW.
Dalam paparannya, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian Wahyu Utomo menerangkan, komitmen investasi Semen Gresik sebesar Rp 8,4 triliun, PT Henrison Inti Putra sebesar Rp 1,6 miliar, dan PT Bumi Sarana Utama sebesar Rp 150 miliar.
“Ketiga perusahaan tersebut telah beroperasi dan merupakan investor eksisting di KEK Sorong,” kata Wahyu.
Calon investor PT Malamoi Olom Wobok di bidang usaha migas dan pengelolaan kawasan memiliki nilai komitmen investasi Rp 50 miliar. Perusahaan ini dalam proses penjajakan dengan mitra untuk mengelola kawasan.
Baca Juga: Ada KEK di Sorong, Pemda Papua Barat janji tingkat kualitas SDM
Sementara PT Gag Nikel memiliki nilai komitmen investasi sebesar Rp 7 triliun. Perusahaan yang akan membangun smelter nikel ini telah menyelesaikan dokumen feasibility study yang akan dilanjutkan dengan AMDAL dan ditargetkan selesai pada akhir 2019, kata Wahyu.
Adapun, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengatakan, pembangunan kawasan KEK Sorong diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp 2,3 triliun. Sampai sekarang telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 487 miliar.
Ke depan, KEK Sorong ditargetkan menarik investasi sampai sebesar Rp 32,5 triliun. KEK Sorong juga diproyeksi mendongkrak perekonomian Kabupaten Sorong dengan proyeksi peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sekira Rp10,64 triliun pada 2030.
Pada tahun kelima pengoperasian KEK Sorong ini, diharapkan dapat menyerap sekitar 15.024 orang tenaga kerja.
Baca Juga: Pemerintah optimistis sebanyak 17 KEK akan diresmikan sampai akhir 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News