kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.500   15,00   0,10%
  • IDX 7.735   86,10   1,13%
  • KOMPAS100 1.202   10,90   0,91%
  • LQ45 959   9,37   0,99%
  • ISSI 233   1,70   0,73%
  • IDX30 492   5,97   1,23%
  • IDXHIDIV20 591   7,28   1,25%
  • IDX80 137   1,31   0,97%
  • IDXV30 143   0,56   0,39%
  • IDXQ30 164   1,93   1,19%

Kejar target, kantor pajak geber kinerja


Jumat, 07 November 2014 / 07:29 WIB
Kejar target, kantor pajak geber kinerja
ILUSTRASI. Oil Prices Fall, Subsidized Fuel Prices are likely to Be Cut. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Mendekati akhir tahun, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemkeu) tampaknya mulai menggeber kinerja. Terbukti, penerimaan pajak hingga akhir Oktober 2014 mampu tumbuh di atas target tahun ini. Namun demikian, kantor pajak masih harus meningkatkan kinerja mengingat setoran pajak masih jauh dari target.

DJP mengumumkan jumlah penerimaan pajak hingga akhir Oktober mencapai Rp 773,34 triliun atau 72,11% dari target tahun ini sebesar Rp 1.072,28 triliun. Periode sama tahun lalu, realisasi penerimaan pajak hanya 71,7% dari target atau Rp 660,55 triliun. 

Dengan demikian, realisasi penerimaan pajak kali ini mampu tumbuh sebesar 17,08% dibandingkan setahun sebelumnya. Angka ini juga melebihi target pertumbuhan tahun ini sebesar 16,40%. 

Namun, Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany, belum puas dengan pencapaian ini. Wajar saja, dengan waktu yang tersisa hingga akhir tahun, mereka masih banyak setoran pajak belum terkumpul. "Saya menginginkan penerimaan pajak naik tinggi, tapi hasilnya masih jauh," ujar Fuad, Kamis (6/11).

Bagi Fuad, setoran pajak yang belum memuaskan bukan karena lemahnya kinerja pajak. Namun, lebih karena faktor eksternal. "Pertumbuhan ekonomi melambat, setoran pajak juga berkurang," tandas Fuad.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2014 hanya 5,01%, turun dari kuartal II 5,12% dan kuartal I 5,21%. Selain domestik, pelambatan ekonomi juga terjadi tingkat global. 

Walhasil pelambatan ekonomi mempengaruhi kinerja perusahaan. Penjualan di dalam negeri melemah, ekspor pun menyusut sehingga labanya turun. Padahal, mereka adalah wajib pajak yang menjadi penyumbang utama penerimaan pajak.

Dengan kondisi ini, DJP meyakini, setoran pajak tetap akan meleset dari target. Namun, Fuad berkomitmen akan mengejar penerimaan pajak semaksimal mungkin. Apalagi, sebentar lagi Fuad akan pensiun, sehingga Fuad ingin meninggalkan prestasi yang baik di akhir jabatannya. "Paling tidak, realisasi penerimaan pajak bisa menembus Rp 1.000 triliun," kata Fuad.

Pasti meleset
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan realisasi penerimaan pajak tahun ini mengalami penurunan atau shortfall sebesar Rp 75 triliun dari target. Artinya, penerimaan pajak hingga akhir tahun hanya akan mencapai Rp 997 triliun.

Namun, Kemkeu masih berusaha mengatasi shortfall pajak. Mereka baru saja mengumpulkan pengurus Kantor Wilayah (Kanwil) Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Rapat ini untuk mencari solusi agar penerimaan pajak sesuai target. Namun, Kemkeu merahasiakan strategi yang akan diambil.

Pengamat Perpajakan Center for Indonesia Texation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo menyarankan, pemerintah harus memperkuat pelaksanaan kewajiban pemberian data perpajakan ke DJP. Dengan demikian, kantor pajak bisa langsung bisa menagih wajib pajak yang belum memenuhi kewajiban.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×