Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Desember 2017 defisit US$ 270 juta. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan sepanjang 2017 tercatat sebesar US$ 11,84 miliar, naik 24,24% year on year (yoy).
BPS mencatat, nilai ekspor sepanjang 2017 sebesar US$ 168,73 miliar dan impor sebesar US$ 156,89 miliar. Baik ekspor maupun impor tahun lalu masing-masing tercatat tumbuh 16,22% dan 15,55% yoy.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, surplus akan berlanjut tapi garisbawahi bahwa struktur perlu diubah. Dengan demikian, perlu adanya transformasi ekspor.
“Saya rasa memang ekspor berbasis komoditas utamanya berbahan mentah secara perlahan harus ditransformasi jadi ekspor nilai tambah,” ujar Arif di Jakarta, Rabu (17/1).
Namun demikian, ia tidak memungkiri bahwa transformasi ini butuh waktu. Oleh karena itu, sebagai langkah terdekat, pemerintah tinggal melakukan pemfokusan.
“Kalau diliat sumbangan neraca manufaktur kepada sumbangan ke seluruhan relatif semakin lama semakin membaik. Terutama setahun terakhir. Artinya ada momentum baik dari pelaku maupun permintaan dari luar. Ini agar kemudian diungkit, apalagi di tengah harga komoditas yang semakin membaik,” jelasnya.
Menurut Arif, kontribusi sektor industri terhadap PDB harus bertambah besar. Namun, yang harus difokuskan adalah pada empat sektor, yakni sektor agrobisnis, perikanan, kreatif, dan pariwisata.
“Misalnya, regional fokus di agro itu adalah turunan kopi, turunan dari sawit, turunan dari cokelat. Nilai tidak seberapa tetapi lebih ke olahan. Langkah-langkah pemerintah saat ini para pelakunya perlu diperkuat,” ujarnya.?
“Harus dilihat bagaimana menggerakkan yang kecil-kecil berbasis ekspor. Sertifikasi packing misalnya, pembiayaan juga harus kita dorong. Jadi mungkin itu yang harus dilakukan,” lanjutnya,
Contoh lainnya di industri perikanan. Sebut saja, uang olahan. “Nah, ini menurut kami bagian dari kerja untuk meningkatkan neraca perdagangan kita agar bisa surplus kembali,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News