kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Kehadiran vaksin Covid-19 tak jamin ekonomi bisa melaju kuat


Senin, 28 Desember 2020 / 14:58 WIB
Kehadiran vaksin Covid-19 tak jamin ekonomi bisa melaju kuat
ILUSTRASI. Kehadiran vaksin Covid-19 tak jamin ekonomi bisa melaju kuat.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hadirnya vaksin Covid-19 menjadi harapan baru bagi perbaikan perekonomian dalam negeri. Namun demikian, pemerintah tetap perlu berhati-hati lantaran vaksin bukan menjadi jaminan bisa mempercepat pemulihan ekonomi tahun depan.

"Kalau masyarakatnya masih sulit mematuhi protokol (kesehatan), sekalipun ada vaksin Covid-19 maka akan sulit juga memitigasi penyebaran," kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, pekan lalu.

Enny mengingatkan, vaksin Covid-19 bukan salah satu langkah yang bisa membuat ekonomi 2021 melaju kencang. Ia mengatakan, salah satu pendorong ekonomi dapat cepat pulih adalah bagaimana masyarakat dapat kembali memiliki pekerjaan dan menghasilkan pendapatan.

Baca Juga: Tambah 1 juta kasus kurang dari seminggu, infeksi virus corona di AS tembus 19 juta

Dua hal tersebut lanjut dia, secara otomatis akan mendorong daya beli masyarakat yang akan berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional.

Namun demikian, anggaran perlindungan sosial di tahun 2021 belum tentu akan mendorong daya beli masyarakat. Apalagi, anggaran tersebut justru lebih kecil dibandingkan alokasi pada tahun ini.

Sebab, "Anggaran perlindungan sosial 2020 saja tidak cukup memadai dan efektif untuk sekadar menopang daya beli. Terbukti konsumsi rumah tangga terkoreksi cukup dalam tahun ini," tambahnya.

Enny menyebut, pandemi yang melanda sejak Maret lalu, membuat angka pengangguran terbuka bulan Agustus 2020 bertambah dari 7,10 juta orang menjadi 9,77 juta orang.

Selanjutnya: Kasus Covid-19 di Indonesia tembus 700.000, ini 25 gejala virus corona menurut WHO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×