kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kegiatan usaha melambat indikasi daya beli lemah


Senin, 10 Oktober 2016 / 20:35 WIB
Kegiatan usaha melambat indikasi daya beli lemah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal ketiga tahun ini menunjukkan melambat dibandingkan kuartal sebelumya. Bahkan, perlambatan tersebut diperkirakan bakal berlanjut hingga kuartal keempat tahun ini.

Hal tersebut terindikasi dari Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Survei menujukkan bahwa saldo bersih tertimbang (SBT) kuartal ketiga 2016 sebesar 13,20%, lebih rendah dari kuartal kedua yang sebesar 18,40%. Sementara itu, SBT kuartal keempat diperkirakan turun cukup dalam menjadi 0,34%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perlambatan kegiatan usaha di kuartal ketiga tahun ini menggambarkan permintaan masyarakat di kuartal ketiga masih melemah. Sebab, penurunan kegiatan usaha didorong oleh kontraksi pada industri pengolahan, seiring dengan berakhirnya faktor panen raya dan Idul Fitri serta penurunan kapasitas produksi, volume produksi, dan penggunaan tenaga kerja.

"Menurunnya sisi suplai mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat masih lemah pada kuartal ketiga tahun ini yang juga diperkuat dengan inflasi inti yang trennya masih menurun," kata Josua, Senin (10/10).

Lanjut Josua, sisi permintaan yang melemah tersebut menunjukkan bahwa ekonomi domestik pada kuartal ketiga tahun ini sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya. Apalagi, kontribusi pertumbuhan dari pemerintah juga menurun seiring dengan pemangkasan anggaran belanja yang berimbas pada investasi swasta dan sektor riil.

Josua memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini berada di kisaran 4,95%-5,05%. "Meskipun tren suku bunga sudah turun tapi mengingat kapasitas produksi sektor riil menurun sehingga permintaan kredit pun belum meningkat," tambahnya.

Terkait dengan proyeksi kegiatan usaha pada kuartal keempat tahun ini yang kembali mengalami penurunan, Josua menyebut, pemerintah harus mengoptimalkan penyerapan belanja pusat dan daerah agar mengurangi potensi penundaan proyek-proyek. Tak hanya itu, pemerintah dinilai juga harus lebih mengoptimalkan penerimaan pajak dari program amnesti pajak.

"Stabilitas harga komoditas khususnya jelang akhir tahun perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kenaikan harga-harga yang dapat mengganggu konsumsi masyarakat di akhir tahun," imbuh Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×