Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kepala Sekretariat Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Syamsidar Thamrin, menegaskan, kebakaran hutan di Riau beberapa waktu lalu berdampak buruk bagi perubahan iklim di Indonesia. Pasalnya, kebakaran itu terjadi di sebagian besar lahan gambut.
"Tentu saja emisi gas rumah kacanya lebih tinggi daripada di lahan biasa," kata Thamrin saat dihubungi KONTAN, Selasa, (30/7).
Thamrin menjelaskan, tingginya emisi gas rumah kaca akan mempercepat terjadinya global warming (pemanasan global). "Karena kalau kebakaran di lahan biasa, emisinya cuma di atas tanah. Tetapi kalau lahan gambut, di atas tanah plus tanahnya sendiri," jelas Thamrin.
Kondisi ini, lanjut Thamrin, tak lepas dari sifat fisik lahan gambut itu sendiri. Lahan gambut itu berasal dari kumpulan tanah bercampur ranting kering. "Makanya dia bisa terbakar sampai ke bawah. Inilah sebabnya mengapa emisi gas rumah kacanya akan lebih besar dihasilkan apabila terbakar," imbuh Thamrin.
Sebagaimana diketahui, bulan lalu terjadi bencana besar kebakaran hutan di Riau. Kebakaran tersebut bahkan menimbulkan asap tebal hingga ke Singapura dan Malaysia. Akibatnya, pemerintah Indonesia menetapkan status Tanggap Darurat pada 21 Juni lalu.
Status tersebut kemudian dicabut sejak 6 Juli lalu. Kini statusnya beralih menjadi Transisi Pemulihan yang akan berakhir pada Oktober mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News