kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.333   23,00   0,14%
  • IDX 7.393   80,77   1,10%
  • KOMPAS100 1.043   7,04   0,68%
  • LQ45 788   2,86   0,36%
  • ISSI 247   4,62   1,90%
  • IDX30 408   1,32   0,32%
  • IDXHIDIV20 466   0,80   0,17%
  • IDX80 118   0,88   0,76%
  • IDXV30 119   0,47   0,40%
  • IDXQ30 129   -0,03   -0,03%

SBY: Pemberitaan media Singapura rugikan Indonesia


Rabu, 26 Juni 2013 / 17:59 WIB
SBY: Pemberitaan media Singapura rugikan Indonesia
ILUSTRASI. Karyawan membersihkan tangan dengan cairan pembersih khusus di sebuah perkantoran di jakarta, Rabu (12/1/2022). Ekonom Bank Permata Peringatkan Dampak Omicron pada Perekonomian Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai pemberitaan di media internasional yang menyudutkan Indonesia terkait asap sangat berlebihan, khususnya media Singapura. Menurut SBY, akibat pemberitaan yang berlebihan, wajah Indonesia dipandang sangat buruk di masyarakat dunia. Padahal Singapura juga memetik keuntungan bisnis dan ekonomi atas kerjasa dengan Indonesia.

"Saya ikuti sendiri, saya baca sendiri, bahwa sejak tahun 1997 Indonesia dianggap terus mencemari udara Singapura. Saya kira berlebihan, saya yakin bahwa Singapura atau pun Indonesia juga sama-sama mendapatkan benefit dalam kerjasama kedua negara. Utamanya di bidang ekonomi dan bidang bisnis," ujar SBY dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (26/6).

Menurut SBY pernyataan berbagai media di Singapura yang berlebihan dan menyerang Indonesia itu sangat menyakitkan. Sebab hal itu seolah-olah mengesankan bahwa Indonesia menimbulkan masalah bagi tetangga-tetangganya. Presiden mengaku sangat menyayangkan pemberitaan-pemberitaan itu.

Padahal Indonesia tengah serius menghadapi bencana kebakaran di hutan Riau tersebut. Sementara kebakaran yang terjadi pada tahun ini, memang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kebakaran dan asap yang sampai ke udara tetangga disebabkan juga faktor alam seperti cuaca ekstrim, pana dan banyak lahan gambut dan hembusan angin yang berasal dari Indonesia melintasi Singapura, Malaysia menuju Filipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×