kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

KCIC Ungkap 3 Kendala Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung


Senin, 07 Februari 2022 / 17:11 WIB
KCIC Ungkap 3 Kendala Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ILUSTRASI. Ada tiga hal kendala pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membuat target jadwal commercial operation date (COD) mundur ke Juni 2023.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada tiga hal yang jadi kendala pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membuat target jadwal commercial operation date (COD) mundur ke Juni 2023.

“Pertama masalah pendanaan, kedua pandemi Covid-19, dan ketiga teknis,” kata Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (7/2).

Dwiyana menerangkan, terkait pendanaan, hingga April 2021 para pemegang saham belum melakukan setoran modal secara penuh karena dampak pandemi Covid-19. Hal itu yang membuat pemerintah akhirnya turun tangan dengan memberikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 4,3 triliun kepada PT KAI (Persero) pada akhir 2021.

Dana itu akan digunakan untuk pemenuhan base equity konsorsium BUMN Indonesia pada proyek kereta cepat, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). “Sehingga PT KAI yang akan mengambil alih WIKA sebagai leading sponsor dan artinya akan mendelusi sebagian saham dari PTPN VIII dan Jasa Marga,” ucap Dwiyana.

Baca Juga: Tinjau Kereta Cepat Indonesia China, Jokowi Targetkan Uji Coba Tahun Ini

Kendala lain dalam pembangunan KCJB adalah adanya penularan Covid-19. Tercatat, 491 orang terkena Covid-19. Hal ini yang berdampak pada proses pengerjaan KCJB karena sekitar 1.500 pekerja juga harus dikarantina.

“Ini memperngaruhi adanya slow down pekerjaan di beberapa lokasi,” ujar Dwiyana.

Terkait kendala teknis, Dwiyana menyatakan, tantangan dalam pengerjaan di beberapa lokasi proyek. Misalnya terdapat tiga pekerjaan terowongan (tunnel) KCJB yang belum selesai dibangun. Adapun total terdapat 13 terowongan KCJB.

"Tinggal tunnel 2, tunnel 4, dan tunnel 6 yang belum selesai karena masalah clayshale atau masalah geologi. Kita targetkan semua tunnel bisa selesai April 2022," ungkap Dwiyana.

Lebih lanjut, Dwiyana mengatakan, jalur KCJB sepanjang 142,3 kilometer (km) yang membentang dari Stasiun Halim sampai Stasiun Tegalluar di Bandung bagian Timur. KCJB dilayani 4 stasiun yakni stasiun Halim, stasiun Karawang, stasiun Padalarang dan stasiun Tegalluar. Serta 1 depo.

Stasiun Padalarang untuk menjadi stasiun hub yang menghubungkan pelayanan kereta api cepat dan pelayanan kereta api yang saat ini telah ada (existing). Stasiun Padalarang akan melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar.

Baca Juga: Harapan MRT Sampai Tangsel Masih Jauh, Tak Masuk Rencana 2022

Tipe kereta KCJB adalah CR400AF, kecepatan operasi KCJB nantinya maksimal 350 km per jam. Waktu pelayanan berkisar 36 menit – 45 menit. Kapasitas 1 trainset yang terdiri dari 601 seat mencakup tiga kelas yakni VIP class, first class dan second class. Waktu operasional 05.30 – 22.00, diperkirakan peak period pada pagi dan sore hari.

“Kemudian untuk tarif berkisar Rp 150.000 sampai Rp 350.000 sesuai dengan hasil studi demand Forecast Polar UI,” ujar Dwiyana.

Dwiyana menerangkan, berdasarkan studi demand forecast polar Universitas Indonesia diproyeksikan akan ada 31.125 penumpang yang akan menggunakan KCJB. Jumlah itu didapat dari estimasi perpindahan penumpang dari sejumlah moda transportasi.

Studi mengestimasikan ada 22.703 orang pengguna dari kendaraan pribadi, 19.591 pengguna bus dan travel, serta 1.311 pengguna kereta api yang ada saat ini berpindah ke KCJB.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, Kemenhub akan terus mengawal pelasanaan proyek KCJB. Tercatat, progres pembangunan KCJB hingga 14 Januari telah mencapai 79,9%.

“Adapun progres fisik sampai 14 Januari 2022 adalah sebesar 79,9%, progres pekerjaan jembatan 89,3%, subgrade 78,41 persen dan tunnel 98,07%," ujar Zulfikri.

Setelah konstruksi rampung, Zulfikri mengatakan, tahap pembangunan selanjutnya yang dilakukan adalah pelaksanaan pekerjaan integrasi sarana dan prasarana. Ia bilang, kedatangan kereta api rencananya dijadwalkan pada Mei hingga Oktober 2022. Lalu, uji coba pengoperasian kereta api dijadwalkan mulai Desember 2022 hingga April 2023.

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Ujicoba Akhir Tahun 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×