Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan di wilayah Jawa Barat (Jabar) masih bergulir kencang. Dari sejumlah wilayah yang potensial, Kawasan Rebana dan Jabar Bagian Selatan menjadi fokus pengembangan yang dipersiapkan untuk menjaring investasi.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar Noneng Komara Nengsih menyebutkan, pengembangan dua kawasan tersebut mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, melalui terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
Merujuk pada beleid tersebut, Kawasan Rebana meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Subang, Sumedang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Cirebon, serta Kota Cirebon. Sedangkan pembangunan Kawasan Jabar Bagian Selatan meliputi Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran.
Merujuk pada Perpres yang diteken oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2021 itu, Noneng menjelaskan, pengembangan Kawasan Rebana dan Jabar Bagian Selatan memuat 162 program, dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp 392,4 triliun.
"Besaran itu merupakan angka investasi yang diharapkan pendanaannya melalui APBN, APBD, BUMD, BUMN dan swasta," kata Noneng saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (22/10).
Baca Juga: Ridwan Kamil harap beleid pengembangan Cirebon-Kertajati-Patimban segera terbit
Noneng bilang, pengembangan Jabar Bagian Selatan atau dikenal juga dengan nama Arumanis akan berfokus pada sektor pariwisata, kemaritiman, dan pertanian. Dia menjelaskan, ada 81 program dengan nilai investasi sebesar Rp 157,7 triliun untuk pengembangan Jabar Bagian Selatan.
Sebanyak 81 program tersebut terbagi kedalam empat rencana induk pengembangan. Pertama, rencana induk pengembangan infrastruktur yang memuat 59 program dengan total investasi senilai Rp 135,3 triliun. Kedua, rencana induk pengembangan sektor kelautan yang memuat 8 program dengan investasi Rp 3,1 triliun.
Ketiga, rencana induk pengembangan sektor agribisnis yang memuat 5 program dengan nilai investasi sebesar Rp 330 miliar. Keempat, rencana induk pengembangan sektor pariwisata yang memuat 9 program dengan nilai Rp 19 triliun.
Sedangkan untuk Kawasan Rebana, rencana pembangunan akan difokuskan pada pengembangan kawasan kota baru dengan konsep life, work and play. Menurut Noneng, ada 13 kota baru yang siap untuk dikembangkan oleh investor, dengan total investasi senilai Rp 234,6 triliun.
"Saat ini terdapat 9 kawasan di Rebana yang siap menerima investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat," kata Noneng.
Noneng belum membeberkan secara rinci proyek kawasan mana saja yang dimaksud, maupun investor mana saja yang sudah berkomitmen menanamkan investasinya. Yang pasti, dia memastikan bahwa kawasan Rebana juga didukung dengan pembangunan infrastruktur yang bertaraf internasional seperti Pelabuhan Patimban, Aerocity Kertajati dan Tol Cisumdawu.
Noneng menambahkan, untuk mendukung infrastruktur di Kawasan Rebana juga dibangun Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Cirebon Raya dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatigede.
Komitmen Investasi di WJIS 2021
Untuk menjaring minat investor menanamkan investasinya di Jawa Barat, telah digelar ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2021 pada 21-22 Oktober 2021. Noneng mengungkapkan bahwa ada proyek senilai Rp 41 triliun yang ditawarkan dalam dua hari gelaran WJIS 2021.
"Proyek yang dalam tahap komitmen dan harus dikawal sebesar Rp 6,5 triliun," ungkap Noneng.
Baca Juga: Pemerintah dorong industri kreatif bangkit di tengah pandemi Covid-19
Secara keseluruhan, Jawa Barat memiliki total target investasi yang harus dikawal sebesar Rp 717,3 triliun. Termasuk akumulasi dari rencana investasi yang ditargetkan tahun ini oleh Kementerian Investasi/BKPM sebesar Rp 127,3 triliun.
Mengutip laman jabarprov.go.id, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Jabar pada Semester I-2021 telah mencapai Rp 72,46 triliun.
Rincinya, realisasi PMA senilai Rp 44,27 triliun dan PMDN sebesar Rp 28,19 triliun. Realisasai di pertengahan tahun itu telah mencapai 56,9% dari target yang ditetapkan Kementerian Investasi/BKPM di 2021.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga telah menyiapkan Ekosistem Investasi Jabar yang diharapkan bisa mendorong peningkatan investasi dan kemudahan berusaha, termasuk untuk pelaku UMKM.
Ridwan menjelaskan, Ekosistem Investasi Jabar merupakan media sinergi dan terintegrasi dalam melakukan identifikasi, mapping potensi, peluang, serta tantangan investasi, dan kemudahan berusaha bagi pelaku usaha besar, menengah maupun UMKM.
Identifikasi peluang investasi juga mencakup ketersediaan infrastruktur pendukung konektivitas yang menghubungkan, sekaligus mengoptimalkan potensi ekonomi di jawa Barat, baik di wilayah utara maupun selatan.
Ridwan Kamil pun menargetkan Provinsi Jawa Barat bisa menjadi pusat investasi, tak hanya di Indonesia, tapi juga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). "Kita bertahun-tahun menjadi pusat dan tujuan investasi nomor satu di Indonesia. Oleh karena itu saya targetkan kita harus jadi juara satu investasi se-ASEAN," sebut Ridwan, Agustus 2021 lalu.
Selanjutnya: Menteri Basuki: Jalan Tol Akses Bandara Kertajati bisa selesai September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News