kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata ekonom Bank Permata soal proyeksi IMF akan laju ekonomi RI -1,5% tahun ini


Rabu, 14 Oktober 2020 / 19:16 WIB
Kata ekonom Bank Permata soal proyeksi IMF akan laju ekonomi RI -1,5% tahun ini
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi sebesar -1,5% di tahun 2020. Angka ini merevisi laporan Juni 2020, ekonomi Indonesia bakal tumbuh -0,3% tahun ini.

Namun tahun depan, ekonomi Indonesia diprediksi akan bangkit. Melansir dari laporan World Economic Outlook (WEO) Oktober 2020, Selasa (13/10) IMF memproyeksikan di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,1%.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, adanya revisi proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 dinilai tidak terlalu jauh dari proyeksi dari berbagai institusi seperti  World Bank hingga Kementerian Keuangan.

Sebagai informasi, World Bank juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran -1,6% hingga -2,0%, sementara Kementerian Keuangan memroyeksikan pertumbuhan dari -0,6% hingga -1,7%.

Sehingga menurut Josua, pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 tidak lepas dari pertumbuhan negatif di kuartal 2-2020 bahkan juga di kuartal 3-2020.

“Hal ini karena masih lambatnya pemulihan yang didorong oleh masih terbatasnya aktivitas ekonomi di kawasan pulau Jawa seiring dengan angka Covid-19 yang masih tinggi,” jelas Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/10).

Baca Juga: Kekhawatiran independensi BI memudar, Indonesia Composite Bond Index capai rekor

Sehingga, perlambatan tersebut kemudian diperparah  oleh adanya penerapan PSBB di awal September ini. Adapun terbatasnya aktivitas ekonomi ditandai oleh tingkat deflasi yang terjadi pada tiga bulan berturut-turut.

“Dengan masih terbatasnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor, pemerintah perlu mengoptimalkan realisasi penyerapan PEN khususnya pembiayaan korporasi dan UMKM,” katanya.

Sebab anggaran PEN untuk sisi produksi atau supply side juga masih rendah dibanding dengan realisasi anggaran PEN untuk demand side seperti bantuan sosial.

Josua menyebutkan, apabila memang terhambat dengan regulasi untuk realisasi anggaran PEN untuk supply side, maka demi menopang ekonomi mungkin pemerintah perlu mengalihkan anggaran untuk perluasan bantuan sosial.

“Sehingga meskipun aktivitas bisnis masih melambat, namun setidaknya konsumsi masyarakat dapat terjaga, dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi di jangka pendek,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×