kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus suap pajak, saksi sebut Jhonlin Baratama Janjikan commitment fee Rp 40 miliar


Senin, 04 Oktober 2021 / 20:53 WIB
Kasus suap pajak, saksi sebut Jhonlin Baratama Janjikan commitment fee Rp 40 miliar
ILUSTRASI. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan pada Direktorat Jenderal Pajak (2016-2019), Angin Prayitno Aji . Kasus suap pajak, saksi sebut Jhonlin Baratama Janjikan commitment fee Rp 40 miliar.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Mantan Anggota Pemeriksa Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Yulmanizar menyatakan, PT Jhonlin Baratama bersedia memberikan commitment fee sebesar Rp 40 miliar, asalkan pajak PT Jhonlin Baratama ditetapkan sebesar Rp 10 miliar.

Hal itu dalam rangka untuk memeriksa tahun pajak 2016 dan 2017 yang diperiksa pada awal 2019.

"Pada saat itu wajib pajak siap membayar Rp 10 miliar sama Rp 40 miliar commitment fee," ujar Yulmanizar, saat bersaksi pada sidang dengan terdakwa mantan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Angin Prayitno Aji dan Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan di Direktorat Jenderal Pajak, Dadan Ramdani, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (4/10).

Hakim Ketua Fahzal Hendri menanyakan kepada Yulmanizar, mengenai perhitungan lebih tingginya nilai commitment fee daripada wajib pajak yang mesti dibayar. Namun, Yulmanizar mengaku tidak mengetahuinya.

Baca Juga: Kasus suap pajak, saksi sebut Bank Panin minta tidak diperiksa pajak

"Kalau menyangkut PT Jhonlin yang lain mungkin yang itu yang menyangkut Arutmin," ujar Yulmanizar.

Diduga, Arutmin yang dimaksud adalah PT Arutmin Indonesia yang terafiliasi dengan Bakrie Grup. Yulmanizar menyebut, Arutmin yang memiliki izin usaha pertambangan. 

Sementara PT Jhonlin Baratama hanya perusahaan yang bertugas penggarap tambang. Disebutkan, bahwa Jhonlin Baratama merupakan perusahaan milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad atau yang dikenal Haji Isam.

Ia mengatakan, tidak melakukan pemeriksaan pajak terhadap Arutmin karena mesti ada pengajuan analisa risiko terlebih dahulu.

Baca Juga: Kasus suap pajak, Gunung Madu disebut janjikan commitment fee Rp 15 miliar



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×