Sumber: BBC,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meledak. Inilah satu kata yang menggambarkan kasus virus Covid-19 di Indonesia. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggu (20/6) ada tambahan 13.737 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.989.909 kasus positif Corona.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 6.385 orang sehingga menjadi sebanyak 1.792.528 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 371 orang menjadi sebanyak 54.662 orang.
Lantaran masih tingginya tambahan kasus Covid-19 di Indonesia, masyarakat diminta untuk mematuhi protokol kesehatan.
Mengingatkan kembali, ada tiga gejala utama virus corona. Jika Anda mengalami salah satu gejala tersebut, Anda harus segera mendapatkan tes Covid-19.
Baca Juga: 5 Efek Samping Hand Sanitizer yang Tak Banyak Disadari Orang
Melansir BBC, berikut adalah tiga gejala utama virus corona:
- Batuk baru dan terus menerus: batuk banyak selama lebih dari satu jam, atau mengalami tiga kali atau lebih episode batuk dalam 24 jam
- Demam: suhu di atas 37.8C
- Perubahan penciuman atau pengecapan: Anda tidak dapat merasakan atau mencium apa pun, atau indra ini berbeda dari biasanya.
Baca Juga: Ini lima hal tentang Varian Delta yang mendominasi infeksi virus corona
Pusat Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan sekitar 85% orang dengan Covid akan memiliki setidaknya satu dari gejala ini.
Sementara itu, menurut penelitian dari studi Zoe Covid Symptom dan survei ONS baru-baru ini, orang yang terinfeksi varian baru mungkin lebih cenderung memiliki gejala lain, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, atau pilek.
Apakah gejala Covid-19 sama pada semua orang?
Jawabannya adalah tidak. Virus corona dapat mempengaruhi banyak organ dan memiliki beberapa gejala yang kurang umum.
Para ilmuwan yang menggunakan data kesehatan empat juta orang mengatakan, Covid memiliki enam subtipe.
Gejalanya meliputi:
- Seperti flu tanpa demam: Sakit kepala, kehilangan penciuman, nyeri otot, batuk, sakit tenggorokan, nyeri dada, tidak demam
- Seperti flu dengan demam: Sakit kepala, kehilangan penciuman, batuk, sakit tenggorokan, suara serak, demam, kehilangan nafsu makan
- Gastrointestinal: Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, diare, sakit tenggorokan, nyeri dada, tidak batuk
Baca Juga: Inilah update terbaru 31 tempat isolasi mandiri pasien corona di Jakarta
- Kelelahan (tingkat satu parah): Sakit kepala, kehilangan penciuman, batuk, demam, suara serak, nyeri dada, kelelahan
- Kebingungan (tingkat dua parah): Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot
- Perut dan pernapasan (tingkat tiga parah): Sakit kepala, kehilangan penciuman, kehilangan nafsu makan, batuk, demam, suara serak, sakit tenggorokan, nyeri dada, kelelahan, kebingungan, nyeri otot, sesak napas, diare, sakit perut
Para peneliti berpikir bahwa muntah, diare, dan kram perut bisa menjadi tanda virus corona pada anak-anak.
Baca Juga: Waspada, varian delta virus corona lebih berbahaya, banyak menyerang anak muda
Apa yang harus saya lakukan jika saya memiliki Covid-19?
- Jika Anda memiliki hasil tes positif, Anda harus mengisolasi diri di rumah setidaknya selama 10 hari sejak gejala dimulai.
- Anda harus menjauh dari anggota rumah yang lain, yang juga harus mengasingkan diri setidaknya selama 10 hari.
- Kebanyakan orang hanya akan mengalami gejala ringan, yang dapat diatasi dengan penghilang rasa sakit (seperti parasetamol), istirahat yang cukup, dan banyak minum.
- Jika Anda benar-benar tidak sehat dan memiliki keadaan darurat medis, Anda harus ke rumah sakit. Alasan utama orang membutuhkan perawatan di rumah sakit adalah karena kesulitan bernapas di mana mereka mungkin diberi oksigen.
Baca Juga: IDI: Varian Delta virus corona lebih berbahaya, banyak menyerang orang berusia muda
Bagaimana melindungi diri Anda dari Covid-19?
Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia seharusnya sudah tidak lagi menggaungkan 3M sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Berkaca pada adanya ledakan-ledakan setelah libur panjang, Dicky menyarankan agar Indonesia kini menambah strategi pencegahan dari 3M menjadi 5M yakni menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi di satu negara atau wilayah," kata Dicky saat dikutip dari Kompas.com (4/1/2021).
Berikut adalah makna gerakan 5M protokol kesehatan adalah sebagai pelengkap aksi 3M. yaitu:
1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan, serta
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Selanjutnya: Hati-hati! Tren kasus positif Covid-19 pada anak-anak melonjak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News