kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kartu prakerja dapat mendorong lahirnya wirausaha mandiri


Rabu, 03 Juni 2020 / 12:09 WIB
Kartu prakerja dapat mendorong lahirnya wirausaha mandiri
ILUSTRASI. Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). Pemerintah membuka gelombang kedua pendaftaran program yang bertujuan memberikan keterampilan untuk kebutuhan industri dan wirausaha itu mula


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kartu Prakerja yang diluncurkan pemerintah bisa menjadi salah satu solusi menciptakan wirausaha mandiri baru. Peluang tersebut terbuka bagi masyarakat dengan berbagai keahlian.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Candra Fajri Ananda, ada  2.000 jenis keahlian yang berpotensi mendorong lahirnya kreativitas dan jenis usaha baru pascakrisis akibat keterbatasan kerja di sektor formal.

Karena itu, membeludaknya minat masyarakat untuk mendaftar dan mengikuti pelatihan menjadi indikator bahwa kartu prakerja sebagai solusi untuk meningkatkan ketrampilan di tengah berbagai keterbatasan. Saat ini dari sekitar 10,4 juta pendaftar, terdapat 680.000 peserta dengan 350 peserta sudah tuntas menyelesaikan pelatihan.

Baca Juga: Ditekan wabah corona, sejauh mana insentif pajak bisa bantu dunia usaha?

“Jumlah yang tidak sedikit ini menunjukkan program prakerja diminati masyarakat sebagai sarana meningkatkan ketrampilan, mendorong mental mandiri  sekaligus  Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang mampu meredam gejolak ekonomi akibat pandemik COVID-19,” kata Candra Fajri Ananda dalam keterangannya, Rabu (3/6).

Candra Fajri sepakat bahwa masih ada pro dan kontra di masyarakat terkait program kartu prakerja. Ini bentuk kepedulian banyak pihak  agar program tersebut punya dampak keberhasilan yang besar, jelas dan terukur.  

Karena itu ke depan, kata Candra Fajri, program kartu prakerja  tidak hanya berhenti hanya  sebatas  pelatihan saja namun perlu ada program lanjutan.

“Program kartu prakerja harus dikembangkan dengan modifikasi program lanjutan lain misalnya pemberdayaan masyarakat melalui program modal kerja, penerbitan regulasi atau perizinan bagi usaha baru dan sebagainya. Tujuannya agar perbaikan ekonomi masyarakat bisa terealisasi lebih cepat melalui kemampuan peningkatan kreativitas masyarakat,” kata dia.

Baca Juga: Aturan baru BLT dana desa dibuat untuk mempermudah penyaluran bantuan

Sementara itu pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, saat ini kartu prakerja bisa menjadi program unggulan karena didesain dengan mengadopsi kelas online  pembelajaran jarak jauh yang bisa diterapkan dalam masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan Sosial Distancing.

Selain itu, dalam feature kartu  prakerja ada insentif Rp 600.000 per bulan yang bisa menjadi  bantalan jaminan sosial terutama bagi tenaga kerja yang terpaksa menganggur dan masyarakat korban  PHK.

Menurut dia, insentif senilai Rp 600 sebanyak empat kali atau sekitar Rp 2,4 juta cukup membantu di tengah kondisi emergency akibat pandemi Covid-19. Apalagi memasuki masa new normal,  kemungkinan banyak pengusaha  merumahkan pegawainya.

Baca Juga: Ini saran Hipmi ke pemerintah untuk tekan jumlah PHK dan efektifkan kartu prakerja

“Dalam  masa-masa sulit seperti saat ini, para pekerja yang dirumahkan atau korban PHK bisa meningkatkan kemampuan untuk memasuki dunia kerja baru atau meningkatkan kreativitas karena pastinya akan ada perubahan paradigma dalam bekerja,” kata Achmad Nur Hidayat.

Dia juga mengharapkan, ke depan perlu adanya standarisasi sertifikasi kartu prakerja agar penerima manfaat mendapatkan sertifikasi yang diakui  dunia kerja. “Jika perekonomian membaik mereka bisa menjadi lapisan pertama yang di prioritaskan di dunia kerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×