Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah memesan 500.000 alat rapid test corona dari Tiongkok. Pemesanan dalam jumlah besar itu agar proses uji covid-19 dalam berlangsung cepat dan murah.
Kabar gembiranya, alat uji covid-19 itu sudah mulai masuk ke Indonesia pada hari ini. Hal itu dikonfirmasi oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga dalam konferensi pers online pada Kamis (19/3). Sebelumnya, pemesanan alat test itu, terbentur izin dari Kementerian Kesehatan sebagai regulator alat medis.
Baca Juga: Hotel Sahid Jaya International (SHID) catat penurunan okupansi karena virus corona
“Rapid test sudah disetujui Kemenkes. Masuknya ke Indonesia bertahap, akan kita masukan tiap hari terus-terusan. Jumlah yang sudah masuk, detailnya saya tidak tahu,” ujar Arya.
Ia melanjutkan, rapid test yang sudah masuk itu, akan akan disalurkan segera mungkin oleh RNI ke berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. Ia pun menyebut bahwa alat tes itu sudah sesuai dengan standar WHO.
Sebelumnya, Kementerian BUMN telah memesan alat itu langsung dari Hangzhou ke Indonesia. Kementerian BUMN menggunakan maskapai Garuda untuk menjemput alat itu dan hanya butuh waktu dua hari.
Arya mengklaim bahwa hasil tes yang dikeluarkan dari alat tersebut tak membutuhkan waktu yang lama. Paling lama, hasil tes akan keluar dalam waktu 3 jam.
Baca Juga: Ada corona, BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 4,2%-4,6%
Namun yang perlu digarisbawahi, rapid test corona ini, merupakan tahap awal pengecekan guna mengetahui positif terpapar virus corona atau tidak.
Arya berharap dengan adanya, alat bantuan ini nantinya kasus virus corona yang ada Indonesia cepat terselesaikan.
"Kalau bisa rapid test dengan cepat dikasih izin permasalahan yang jadi kendala bisa terselesaikan. Walaupun rapid test bukan tes terakhir," jelas Arya.
Baca Juga: Turunkan suku bunga 25 bps, BI siapkan 7 langkah untuk topang pertumbuhan ekonomi
Arya menilai dengan metode rapid test harganya akan lebih terjangkau dibandingkan tes yang ada saat ini. Kendati begitu, dia belum mau merinci berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli alat ini.
“(Harganya) Enggak mahal. Ada deh, tunggu saja. Yang pasti lebih murah dari tes di RS (rumah sakit),” pungkas Arya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News