Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Menurut Chandra, kebijakan ini dapat memberikan tekanan besar pada arus kas (cash flow) perusahaan, terutama bagi para eksportir.
“Saat ini yang menjadi tantangan bagi para eksportir dari kebijakan DHE SDA adalah masalah cash flow. Bisa dibayangkan jika harus ditahan lebih lama menjadi 1 tahun? Pastinya akan berpengaruh pada likuiditas perusahaan dan akan sangat memberatkan,” kata Chandra.
Ia menambahkan, kondisi tersebut dapat memaksa perusahaan mencari pinjaman untuk mendukung kegiatan usaha, yang pada akhirnya meningkatkan biaya operasional.
“Ini mengharuskan perusahaan mencari pinjaman untuk mendukung kegiatan usaha, yang mana berujung pada penambahan biaya,” jelasnya.
Baca Juga: Revisi Aturan DHE SDA, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Eksportir
Chandra menegaskan bahwa eksportir membutuhkan dukungan lebih dari sekadar insentif berupa bunga simpanan yang menarik dan pengurangan pajak penghasilan.
Ia mengusulkan agar pemerintah memberikan kemudahan pinjaman dengan bunga rendah, terutama dari bank-bank milik negara, untuk mendukung keberlangsungan usaha.
“Eksportir perlu didukung bukan hanya dengan insentif berupa bunga simpanan yang menarik dan pengurangan pajak penghasilan, tetapi juga perlu diberikan kemudahan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, khususnya dari bank pemerintah. Apalagi saat ini, beberapa sektor usaha tidak mudah mendapatkan fasilitas pinjaman,” tambahnya.
Selanjutnya: Aspirasi Hidup (ACES) Targetkan Pergantian Nama Seluruh Toko Kelar di Kuartal 1-2025
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Murah 9-15 Januari 2025, Ekstra Diskon Pakai Allo Bank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News