Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pemerintah optimistis kajian terkait dengan untung-rugi Indonesia masuk dalam kerjasama perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP) terselesaikan pada akhir Juli ini. Sehingga, diharapkan pada bulan Agustus seluruh kajian dari masing-masing chapter dapat dipresentasikan di Menko Perekonomian.
"Tim masih bahas spesifik di masing-masing chapter. Nanti dipresentasikan, dan dievaluasi," kata Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, kemarin.
Iman berharap, agar kajian yang dibuat oleh masing-masing tim berdasarkan pemikiran yang netral dan tidak berasal dari asumsi. Hal ini perlu diterapkan agar nantinya keputusan yang dibuat tidak menjadi bias.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemdag), Tjahya Widayanti mengatakan, pembahasan dari masing-masing tim masih berjalan. Target terselesaikan kajian dari masing-masing tim juga tetap diharapkan tidak molor.
Dalam studi yang dilakukan oleh Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), TPP akan menciptakan peluang ekspor baru sebesar US$ 2,9 miliar bagi Indonesia.
Selain itu, TPP juga akan menyelamatkan pembayaran tarif sebesar US$ 1,3 miliar bagi eksportir Indonesia. Keikutsertaan TPP mengakibatkan diversifikasi pasar tujuan produk Indonesia menjadi bertambah.
Bergabungnya Indonesia dalam TPP diproyeksi bakal memberikan dampak positif terhadap impor bahan baku dan barang modal yang lebih murah. Diperkirakan peningkatan impornya dapat mencapai US$ 3,8 miliar. Walau demikian, neraca perdagangan tetap dapat bertahan diposisi surplus. Sementara itu, bila Indonesia tidak bergabung dengan TPP maka diprediksi akan kehilangan potensi pasar ekspor baru sebesar US$ 2,9 miliar.
Sekadar catatan, dari sepuluh negara tujuan ekspor utama Indonesia, lima diantaranya adalah negara-negara yang saat ini telah bergabung dengan TPP yakni Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia dan Australia.
Dari total nilai perdagangan Indonesia, sebesar 40% dilakukan dengan negara-negara anggota TPP. Pada tahun 2014, nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 3 miliar. Produk yang di ekspor Indonesia ke negara anggota TPP utamanya adalah berbasis sumberdaya alam. Sementara impornya barang modal, bahan baku dan barang konsumsi tahan lama (durables).
Adapun produk-produk yang diuntungkan bila Indonesia ikut TPP adalah tekstil dan alas kaki, makanan olahan, mesin, karet dan produk kimia. Sementara yang akan mengalami gangguan adalah industri-industri seperti di sektor besi dan baja dan plastik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News